KENAIKAN BBM DIVOTING

Jakarta (LP) – Pemerintah dan Banggar DPR ternyata gagal mengambil keputusan alokasi subsidi energi dan opsi kenaikan harga BBM. Banggar berkeinginan membawa dua opsi itu untuk dipilih dalam pemungutan suara di Rapat Paripurna DPR,besok. Dalam opsi pertama, pemerintah bisa menaikkan harga BBM dengan alokasi anggaran subsidi BBM Rp137 triliun, subsidi listrik Rp64,97 triliun, dan cadangan risiko fiskal Rp23 triliun. Dalam alternatif itu juga dialokasikan anggaran Rp30,6 triliun untuk kompensasi kenaikan harga BBM. Dalam opsi pertama, pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 yang melarang pemerintah menyesuaikan harga BBM, diusulkan untuk dicabut.

Sedangkan dalam alternatif kedua, subsidi BBM dialokasikan Rp178 triliun, subsidi listrik Rp64,97 trilin, dan cadangan risiko fiskal. Dalam opsi ini pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 tidak dicabut, sehingga pemerintah tidak bisa menaikkan harga BBM. Opsi kedua ini didukung tiga fraksi yakni PDIP, Hanura dan Gerindra.

Menkeu Agus Martowardojo berharap DPR mengembalikan kewenangan menaikkan harga BBM. Menurutnya, jika opsi kedua yang dipilih, defisit anggaran bisa melampaui batas yang diperbolehkan dalam UU Keuangan Negara. Tanpa kenaikan harga BBM, defisit anggaran akan mencapai 2,6 persen Produk Domestik Bruto. Jika memperhitungkan defisit anggaran di daerah, bisa melewati 3 persen dari keseluruhan output ekonomi nasional. “Kebijakan ini tidak hanya menambah kurangkan jumlah. Ini adalah kebijakan fiskal yamg harus mempertimbangkan faktor yang luas,” kata Menkeu.

Dia kembali mengingatkan, jika harga BBM tidak naik, anggaran negara akan tergerus dan menjadi tidak sehat. “Saya harap semua bisa berbesar hati, jangan hanya mengejar deadlock, jangan mengejar voting. Kita mesti kasihan kepada Indonesia, yang saat ini kondisinya sudah baik, jangan sampai menjadi posisi sulit,” kata Menkeu. Dia menambahkan, jika subsidi energi melebihi Rp300 triliun, jumlahnya telah jauh melebihi anggaran infrastruktur yang hanya Rp160 triliun.

Jadinya kita tunggu sampai besok. Sementara itu diperkirakan sekitar 2,5 juta demonstran anti kenaikan harga BBM akan berunjuk rasa. Mereka baik dari kaum buruh, mahasiswa dan masyarakat lainnya akan memenuhi Bundaran HI, DPR RI, Istana Negara dan tempat-tempat strategis di ibukota. (ph,jpnn)

Kategori: NASIONAL Tags: , , , , ,
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.