MANDI SAFAR UNTUK MENOLAK BALA TRADISI MASYARAKAT MELAYU LINGGA

Daik, (LINGGA POS) – Setiap tahun kegiatan Mandi Safar selalu diadakan dengan khidmat oleh seluruh lapisan masyarakat Melayu di Kabupaten Lingga. Ini adalah merupakan salah satu tradisi bangsa Melayu turun menurun yang tetap dilestarikan dari masa ke masa hingga kini dan biasanya di gelar pada hari Rabu pertama di bulan Safar dalam hitungan almanak Hijriah atau bertepatan dengan hari Rabu (9/1-2013).

Masyarakat beramai-ramai melaksanakan upacara adat mandi bersama diiringi dengan doa oleh para tetua dusun dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT dari segala bala dan musibah serta kecelakaan dalam aktivitas mencari rezeki dalam kehidupan dan penghidupan sehari-hari. “Tradisi mandi Safar ini sudah dilaksanakan sejak zaman Sultan Riau-Lingga, yakni Sultan Abdulrahman Muazamsyah yang memerintah pada 1883-1991,” terang Kadisbudpar Lingga, Junaidi, Rabu (9/1) yang ikut berbaur bersama masyarakat dalam gelar acara Mandi Safar bersama di lokasi Replika Istana Damnah, di Daik Lingga. Diakui Junaidi, kegiatan ini memang sudah menjadi agenda kegiatan tahunan Pemkab Lingga. Ini bertujuan disamping untuk melestarikan adat budaya tradisi Melayu, juga untuk menjadikan acara mandi Safar sebagai potensi obyek wisata sejarah dan budaya dan menarik minat para wisatawan mancanegara untuk datang ke bumi Negeri Bunda Tanah Melayu. “Utamanya juga untuk memupuk tali silaturrahmi antara sesama warga masyarakat. Dalam artian mengandung makna sosial dalam kekompakan dan kebersamaan,” ujarnya. Disamping itu juga, lanjut mantan Kadis Pendidikan Lingga ini, dari kegiatan mandi Safar dapat dijadikan sebagai sarana spiritual dan introspeksi diri baik secara lahiriah maupun batiniah serta senantiasa mengharapkan ridha Allah SWT agar terhindar dari segala bala. Beberapa lokasi yang ramai dikunjungi untuk melakukan kegiatan mandi Safar ini antara lain di tempat-tempat pemandian umum, di sekitar Masjid-masjid disetiap dusun dan desa, yang dilakukan baik secara kelompok maupun perorangan. Beberapa lokasi di Daik Lingga seperti Air Terjun Resun, Pemandian Lubuk Papan, Pantai Serim, Pantai Pasir Panjang, Pantai Mempanak. Di Kecamatan Singkep misalnya masyarakat mengunjungi lokasi wisata Air Terjun Batu Ampar, Pemandian Air Panas, Air Terjun Bedegam, Pantai Batu Berdaun, Pantai Nusantara dan lokasi wisata lainnya. (arn,ph)

Kategori: LINGGA Tags: , , , , , , ,
Topik populer pada artikel ini: Ada apa dengan 30 safar dalam kepercayaan Melayu?, ayat mandi safar

One Response to "MANDI SAFAR UNTUK MENOLAK BALA TRADISI MASYARAKAT MELAYU LINGGA"

  1. Heru Fatamorgana berkata:

    Khurafat adalah tahayul, mitos, dongeng, cerita rekaan yang diyakini sebagai kebenaran. Khurafat adalah salah satu bentuk penyelewengan dalam Akidah dan Risalah Islam. Salah satu contoh khurafat adalah berkenaan dengan bulan Safar (Shofar, Shafar). Pada zaman Jahiliyah, ada kepercayaan bahwa bulan Safar adalah bulan sial. Kepercayaan terhadap mitos/tahayul tersebut langsung dibantah oleh Rasulullah Saw.
    www.*risalahislam.com

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.