Syiar Islam : ISLAM DAN ETOS KERJA

Oleh Marhaeni

(LINGGA POS) – Agama Islam penuh dengan ajaran yang mendorong umatnya untuk berusaha dan bekerja. Allah berfirman “Dan seseorang tidak akan memperoleh apapun selain apa yang diusahakannya” (Al Quran surat An-Najan 39). Orang Barat bilang do your best and God will do the rest. Namun, kebanyakan umat Islam tidak memahami isi ajaran yang disebutkan dalam Al Quran dan Hadist. Tidak sedikit pula umat Islam yang telah memahami ajaran Islam tetapi tidak mengamalkannya. Kalau kita mencermati riwayat hidup Nabi Muhammad SAW, beliau adalah seorang pemimpin yang tidak pernah menganggur.
Setiap hari waktunya digunakan untuk,
1. Melakukan ibadah (pengabdian kepada Allah).
2. Mencari nafkah.
3. Belajar dan mengajar.
4. Memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Melaksanakan syiar atau dakwah Islam.
6. Mengurusi kepentingan umat (masyarakat) dan
7. Menyediakan waktu untuk istirahat (untuk kepentingan kesehatan).
Sehingga beliau sangat menghargai waktu dan mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.    

image

MUSLIM YANG KAFFAH.
Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam agama Islam secara keseluruhan (sepenuhnya) dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu” (Al Quran surat Al Baqarah : 208).
Kelemahan sebagian besar umat Islam ialah mereka mengamalkan ajaran Islam secara parsial, tidak total. Sementara agama Islam itu secara garis besarnya terdiri atas tiga bidang, yaitu : akidah (keimanan/kepercayaan), ibadah dan akhlak (budi pekerti), yang semuanya harus diamalkan secara utuh, tidak sebagian-sebagian.
Dalam masyarakat sering kita jumpai misalnya ada orang Islam yang ibadahnya rajin, keluarga juga baik, namun sayang akidah belum benar atau malah menyimpang (musyrik), mempercayai takdir tetapi tidak mau berikhtiar. Ini tentu menghambat etos kerja. Apalagi memuja jimat-jimat, makam/keramat, roh-roh, pesugihan dan perbuatan negatif lainnya.
Adapula umat Islam yang akidahnya sudah benar dan kukuh, ibadahnya rajin, tetapi kelakuan (budi pekerti) tidak terpuji, melakukan korupsi, selingkuh, minum alkohol dan lain.
Profesor Fazlur Rahman, Guru Besar McGill University, Montreal, Canada mengatakan bahwa diharapkan umat Islam Indonesia akan menjadi pemimpin dunia Islam mengingat besarnya pemeluk Iskam di negeri ini. Namun, melihat keislaman masyarakat kita yang belum kaffah, nampaknya harapan itu seakan jauh dari harapan.    

HARI ESOK LEBIH BAIK. 
Pada prinsipnya agama Islam mengajak agar pemeluknya mencapai kemajuan.
Sense of progress hendaknya dimiliki umat, terutama para pemimpinya. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang keadaan hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia beruntung. Dan bagi siapa yang keadaan hari ini sama dengan kemarin, maka dia adalah orang yang merugi. Dan barang siapa yang keadaannya hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia orang yang celaka”.
Oleh karena itu kita seharusnya berupaya mawas diri. Dimana letak kelebihan dan kekurangan kita dan bagaimana caranya memperbaiki diri agar dapat mencapai kemajuan dalam segala aspek kehidupan dengan meningkatkan keiamanan, pengamalan ibadah makin rajin dan benar, akhlak makin bagus, amal shaleh meningkat, keahlian bertambah dan ekonomi menjadi lebih baik (mapan). (dtk)

Kategori: SYIAR ISLAM Tags: , , ,
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.