1 JAM BERSAMA PRESIDEN PENYAIR INDONESIA (2)

Oleh JAYA KUSUMA AS

Bersama SCB ketika itu juga diundang Haji Mustafa Bisri (Gus Mus) dan Taufik Ismail. SCB juga menulis kajian-kajian sastra untuk berbagai seminar. “Saya sedang menyiapkan kumpulan esai yang lengkap saya berjudul ‘Memo Sutardji’,” menjawab pertanyaanku apakah ia masih produktif menulis. Sementara untuk puisi akunya tetap menulis meski pun belum ada niat untuk dibukukan.

Ada banyak penghargaan yang SCB terima sepanjang eksistensinya di dunia sastra Tanah Air, catat saja misalnya, Penghargaan Sastra Kabupaten Kepri dari Bupati Kepri (1979), Hadiah Sastra ASEAN atau Sea Write Award dari Kerajaan Thailand (1979), Penghargaan Sastra dari ICMI Jakarta (1990), Penghargaan Sastra dari Kabupaten Kepri (1993), Penghargaan Sastra Chairil Anwar (1998), Gelar Sastrawan Perdana dari Pemda Riau (2001).

PUISI MEMBANGKITKAN KESADARAN BANGSA.

Pada Malam Seribu Kata, dimana aku ditunjuk sebagai panitia bidang baca puisi PMTMA bersama beberapa teman dari Pemkab Lingga, SCB tampil pertama. “Puisi lah yang membangkitkan kesadaran bangsa maka puisi adalah spirit dari imajinasi jiwa dan bangsa. Pemuda hari ini adalah sebagai pemimpin hari esok. Karena itu pemuda harus bangkit meraih sukses. Teks Sumpah Pemuda adalah Puisi karya pemuda Indonesia,” katanya sebelum membacakan sajaknya ‘Sumpah Pemuda’. Para penyair lainnya dari Kepri yang tampil membacakan puisinya antara lain sastrawan dan budayawan Rida K. Liamsi ‘Tempuling’, Hasan Asphahani ‘ ‘Kitab Komik’. Sementara Asrizal Nur penyair kelahiran Duku, Pekanbaru, Riau, 16 November 1969 dan bermaustin di Depok, Jakarta membaca ‘Tam Tam Buku’. Asrizal pernah meraih penghargaan Seniman/Budayawan Serantau Anugerah Sagang 2007. Beberapa kali membaca puisi di luar negeri dan tak terhitung di Tanah Air. “Puisi saya adalah Puisi Pertunjukan. Karena saya bermula sebagai deklamator,” ujar peraih Juara Nasional Piala HB Yassin 1996 ini. Memang, pada setiap penampilannya selalu berkolaborasi dengan berbagai atribut menjadi satu, teatrikal, musik, audivisual yang disebutnya konser puisi multi media sejak pertama kali tampil di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada 2009.

Berikut salah satu karya puisi SCB berjudul 0. dukaku dukakau/ dukarisau dukakalian/ dukangiau/ resahku resahkau/ resahrisau resahbalau/ resah kalian/ raguku raguku raguguru/ ragutahu ragukalian/ mauku maukau mau tahu/ mausampai maukalian/ maukepal maugapai/ siasiku siakau siasia/ siabalau siarisau siakalian/ siasia/ waswasku/ waswaskalian/ was was was was was was was/ was was was/ duhaiku duhaikau/ duhairindu duhaingilu/ duhaikalian duhaisangsai /0ku okau okosong orindu/ okalian obolong orisau o/ Kau o. (dari berbagai sumber)

Kategori: KOLOM, LINGGA Tags: , , , , , ,
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.