Banyuwangi, LINGGA POS – 3 LAINNYA ALAMI KEMUNDURAN. Kepala Bidang Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Indonesia, Ganjar Harimansyah mengungkapkan sebanyak 11 bahasa daerah di Indonesia dinyatakan punah dan 3 bahasa daerah lainnya dalam kondisi kritis kemunduran penuturnya. Ke-11 bahasa yang punah itu berasal dari Maluku yakni Kajeli/Kayeli, Piru, Moksela, Palumata, Ternateno, Hukumina, Hoti, Serua dan Nila, dari Papua yakni Tandea dan Mawes. Sementara 3 yang kritis dari Nusa Tenggara Timur (NTT) Reta, Papua (Saponi) dan Maluku (Ibo dan Maher). “Ada juga 16 bahasa yang stabil dan 19 bahasa yang masih dalam kategori aman. Hingga Oktober 2017 terdapat 652 bahasa yang diidentifikasi dan divalidasi dari sebanyak 2.452 daerah,” papar Ganjar di Aula Kampus UNTAG, Banyuwangi (Jawa Timur), Sabtu kemarin. 733 BAHASA DAERAH. Lanjut dia, jika diakumulasi persebaran bahasa daerah per provinsi, ada setidaknya 733 bahasa daerah. Jumlah itu akan bertambah karena bahasa di NTT, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat masih ada yang belum terindentifikasi. Ganjar menjelaskan setiap tahun beberapa bahasa daerah di Indonesia terancam punah atau mengalami penurunan status. UNESCO misalnya mencatat pada tahun 2009 sebanyak 2.500 bahasa di dunia termasuk lebih dari 100 bahasa daerah di Indonesia terancam punah. Tercatat, 200 bahasa lainnya telah punah dalam 30 tahun terakhir dan 607 bahasa dalam kondisi tidak aman alias kritis. (ph/kc)
Tag
anggaran
apbd
BANTUAN
Batam
bbm
BUPATI
cpns
dabo
Daerah
daik
dana
DESA
dprd
gaji
guru
HAJI
indonesia
ISLAM
KABUPATEN
KAPAL
kepri
Kesehatan
korupsi
KPK
LINGGA
LINGGA POS
Melayu
muslim
NASIONAL
Negara
olahraga
pajak
partai
pegawai
PEMBANGUNAN
pemerintah
pemilu
pendidikan
pilkada
PNS
polisi
pulau
Sekolah
Singkep
Tambang