Khazanah Melayu : LAKSAMANA HANG TUAH BERSAMA SULTAN MAHMUD SYAH BERJUANG MELAWAN PORTUGIS

Dabo,LP(23/2) – Pada tahun 1509, para pedagang dari Eropa mulai berdatangan ke wilayah nusantara. Melaka, sebagai pusat imperium Melayu telah menjadi bandar perdagangan yang cukup ramai dan sibuk. Melaka juga merupakan pusat penyebaran agama Islam ke seluruh bumi nusantara hingga kawasan Asia Tenggara. Pada masa itu bertahta menguasai semenanjung Melaka dan daerah-daerah taklukannya, adalah Sultan Mansyur Syah Akbar (1456-1477M). Sultan yang arif bijaksana, telah berhasil mengantarkan negerinya ke puncak kebesaran sejarah Melayu dimana kerajaan-kerajaan Melayu bersatu kokoh dalam kesatuan wilayah Imperium Melayu. Di masa inilah sejarah mencatat keperkasaan dan kepahlawan sembilan orang pemuda yang gagah berani dikenal dan masuk dalam tataran kesejarahan Melayu dan menjadi legenda. Mereka adalah perisai kerajaan Melaka, Hulubalang kerajaan yang bernama Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekiu, Hang Ali, Hang Iskandar, Hang Hasan dan Hang Husin.

Dari sembilan serangkai itu, adalah Hang Tuah yang lebih dikenal. Seorang Hulubalang yang setia mengemban amanah, tak berganjak dalam membela kebenaran. Ia, dikenal dengan sumpahnya, Tak MelayuHilang di Bumi. Hang Tuah dianugerahi (diangkat) oleh Sultan Mansyur Syah sebagai Laksamana. Ketika Sultan Mansyur Syah wafat, konon karena diracun oleh Raja Kampar dan Raja Inderagiri yang saat itu ditawan di Melaka. Selanjutnya kekuasaan beralih kepada putra mahkota Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1588 M). Beliau berputrakan Raja Munawar Syah, Raja Kampar dan Raja Mahmud yang bergelar Sultan Mahmud Syah I, yang menggantikan kedudukan ayahandanya sebagai Raja Melaka, dengan permaisuri seorang putri jelita Sultan Pahang. Pasangan yang berbahagia ini dikurniai tiga orang anak (seorang laki-laki bernama Raja Ahmad) dan dua orang perempuan.

Sultan Mahmud Syah I berguru menuntut ilmu kepada Maulana Yusuf, Sultan Munawas Syah Raja Kampar yang wafat, digantikan oleh putranya Raja Abdullah yang dinobatkan Sultan Mahmud Syah I di Melaka, yang kemudian menjadi menantu baginda.

Sebelum pusat Kerajaan Imperium Melayu dipindahkan ke Johor, Sultan telah berhasil mendirikan pusat pemerintahan di Kampar yang diberi nama Pekan Tua, terletak di tepi Sungai Kampar yang strategis. Disinilah, tempat yang kelak dijadikan sebagai basis perjuangan terakhir kerajaan Imperium Melayu Melaka dalam peperangan melawan penjajah Portugis.

Sultan Mahmud Syah I bersama Laksamana Hang Tuah yang gagah berani bersama para sahabatnya yang setia, bahu membahu berjuang melawan Portugis. Pada akhirnya, Portugis dengan bala tentaranya yang serba lengkap menyerang kerajaan Melaka bersama armadanya yang dilengkapi puluhan meriam membombardir daerah pertahanan kerajaan Melaka. Dengan susah payah, Portugis berhasil menaklukkan kerajaan Melaka. Itu terjadi pada 15 Agustus 1511. (jk,kemilau melayu)

Kategori: KOLOM Tags: , ,
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.