X

3,2 Juta Rakyat Aceh Pilih Pemimpin Hari Ini

Ilustrasi : Pemilukada

BANDA ACEH – Hari ini rakyat Aceh kembali mengukir sejarah dengan melaksanakan Pemilukada. Sebanyak 3.244.729 jiwa warga Aceh akan memilih gubernur/wakil gubernur dan bupati/wakil bupati serta Wali Kota/wakil Wali Kota di 17 daerah untuk periode 2012-2017.

Warga yang memiliki hak pilih tersebut terdiri dari 1.600.960 laki-laki dan 1.643.769 perempuan. Mereka akan menentukan nasib Aceh lima tahun ke depan dengan memberikan suara di 9.786 TPS yang tersebar di 23 kabupaten/kota, Senin (9/4/2012) mulai pukul 08.00-14.00 WIB.

Ini merupakan Pemilukada kedua digelar ϑî Aceh setelah ditekennya MoU Helsinki antara RI dan GAM, yang mengakhiri konflik bersenjata selama 30 tahun.

Pemilukada kali ini lebih istimewa karena ada keikutsertaan partai politik lokal. Pilkada sebelumnya pada 2006, Aceh juga mencatat sejarah dengan memperkenalkan Pilkada dengan calon independen pertama di Indonesia.
Ada lima pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang bertarung hari ini. Mereka adalah Teungku Ahmad Tajuddin-Teuku Suriansyah, Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan, Darni M Daud-Ahmad Fauzi yang masing-masing maju melalui jalur independen. Sementara pasangan nomor urut empat, Muhammad Nazar-Nova Iriansyah diusung Partai Demokrat, PPP dan Partai SIRA dan terakhir Zaini Abdullah-Muzakir Manaf kandidat dari Partai Aceh.

Selain itu terdapat 137 pasangan calon kepala daerah yang akan dipilih serentak di 17 kabupaten/kota. Mereka terdiri dari 58 pasangan dari jalur partai politik dan 79 pasangan jalur perseorangan.

Daerah pemilihan bupati/wakil bupati serta Wali Kota/wakil Wali Kota adalah Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Aceh besar, Pidie, Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Kota Langsa, Aceh Timur, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya, Simeulu, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya dan Bener Meriah. Enam daerah tingkat II lainnya adalah Pidie Jaya, Bireun, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Kota Subulussalam dan Aceh Tenggara hanya melakukan pemilihan gubernur dan wakil gubernur.

Jalan panjang proses Pemilukada Aceh diwarnai beragam kisruh, mulai dari calon independen hingga persoalan payung hukum yang akarnya berbuntut dari perseteruan Partai Aceh dengan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang mencalonkan diri lagi.

Penentuan hari pemungutan suara juga sempat diwarnai empat kali penggeseran; pertama ditetapkan pada 14 November 2011, selanjutnya 24 Desember 2011 kemudian pada 16 Februari 2012 dan terakhir diputuskan 9 April 2012.

Selain itu, pelaksanaan Pemilukada juga sempat diwarnai ketegangan yakni penembakan terhadap beberapa warga. Penembakan beruntun terhadap belasan buruh kasar asal Jawa terjadi pada akhir Desember 2011 dan pekan pertama Januari 2012 sempat mengganggu situasi keamanan di Aceh dan buntutnya adalah penggeseran jadwal Pemilukada ke 9 April.

Berbagai aksi kekerasan, intimidasi dan teror terkait Pemilukada juga mewarnai masa-masa kampanye kandidat. Sayangnya dari sekian banyak kasus tersebut sedikit sekali baru dituntaskan penegak hukum.

Kapolda Aceh Irjen Pol Iskandar Hasan menyatakan, situasi keamanan di Aceh sangat kondusif, Pemilukada siap digelar. Polda mengerahkan 2/3 kekuatan atau 8.776 personil untuk mengamankan jalannya Pemilukada. Mereka ikut diback up 720 polisi dari Mabes Polri yang kini ditempatkan di Datasemen-Datasemen Brimob yang ada di Aceh. Selain dibantu 20 ribu Linmas, pengamanan juga disokong oleh 1.700 TNI organik Kodam Iskandar Muda. Hanya saja TNI disiagakan di pos-pos terdekat, sementara polisi organik yang mengamankan langsung jalannya pesta demokrasi.

Pemilukada Aceh ikut dipantau 18 lembaga dan tiga diantaranya lembaga asing. Lima Kedutaan Besar yaitu Jerman, Prancis, Belanda, Swedia dan Norwegia ikut mengirimkan wakilnya untuk meninjau Pemilukada.

Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh sudah mempersiapkan Pemilukada Aceh sejak 14 bulan lalu. Hari ini masa depan Aceh ada ditangan 3,2 juta rakyatnya. Siapa pemimpin yang akan terpilih?
(okz,ph)

Categories: NASIONAL