X

MEDIA ONLINE, LAPORAN DAN KECEPATAN INFORMASI

Singapore, (LINGGA POS) – Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura, Dr Yakoob Ibrahim mengapresiasi perkembangan ‘media online’. Setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir, jumlah pembaca media online mengalami peningkatan yang luar biasa. Hal ini tentu saja sejalan dengan perkembangan teknologi internet yang fantastis. “Peningkatan kebutuhan informasi membuat media harus berinovasi untuk memanjakan pembacanya. Jarak antara laporan dan kecepatan informasi itu disajikan menjadi satu hal yang sangat penting,” kata Yakoob, seperti dikutip dari laman Emeritius, Selasa (24/4).

Menurut Yakoob, peningkatan jumlah pembaca online ini membuat media tradisional seperti koran, majalah (media cetak) lainnya turut memperkuat divisi online mereka. Mereka akan mengatur ritme isu, kapan disajikan pada edisi konvensional dan kapan secara cepat melalui media online. “Ritme ini sangat diperlukan, sehingga pembaca akan merasa semakin tergantung dengan isu yang disajikan,” katanya, saat mengisi diskusi mengenai media, di Singapura, Senin (23/4).

Tidak hanya itu. Menteri yang juga loyal terhadap pemerintah perdana menteri Lee Hsien Loong ini berpendapat, saat ini juga diperlukan media pembanding agar isu yang muncul ditengah masyarakau tidak seragam dan normatif.

Sebagaimana yang terjadi di Singapura, media online pembanding yang selalu menyajikan pandangan lain, adalah Emeritius dan Citizen online. ” Yang terjadi bukan kesenjangan isu sajian (konten,red) tapi sebuah pandangan berbeda. Media pembanding seperti ini cukup diperlukan untuk membuat warna yang berbeda ditengah pembaca, tentu saja, harus senantiasa mengikuti trek atau batasan/kaidah yang ada. Dengan kata lain saya ingin menyampaikan bahwa tidak sepakat dengan pandangan pemerintah, bukanlah kejahatan, asal kritik itu bersifat membangun,” terang Yakoob.

Jika perlu media online tidak hanya sebagai wadah informasi semata, tapi juga adalah wadah diskusi, di mana pembacanya mampu berinteraksi dan mengemukakan pendapat mereka dengan tetap dimoderasi, sehingga pandangan yang muncul tetap dalam trek, dan tidak menyalahi aturan jurnalistik itu sendiri. “Dari sinilah, akan lahir ide-ide yang membangun,” pungjasnya. (mg,btd)

Categories: IPTEK