X

Khazanah Melayu : MENDUNIAKAN BAHASA MELAYU MELALUI IPTEK

Dabo, (LINGGA POS) – Semangat untuk meningkatkan ataupun memartabatkan bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan internasional, sejak lama telah muncul. Hanya saja, semangat itu baru sebatas harapan, belum menjadi kenyataan. Padahal, populasi penutur bahasa Melayu, cukup besar dan tersebar di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand dan beberapa negara lainnya. Adakah yang salah dari pengembangan bahasa Melayu tersebut sehingga tak kunjung menjadi bahasa dunia seperti halnya bahasa Inggris ?

Berangkat dari harapan bahasa Melayu bisa mendunia, tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei, telah pun menggelar semimar bahasa dan sastra di Jakarta, pada tahun 2009 lalu. Seminar tersebut atau disebut Seminar Majelis Bahasa Malaysia, Brunei dan Indonesia (Mabbim), Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) itu pun bertujuan memartabatkan bahasa dan sastra guna memantapkan budaya bangsa serumpun.

Menyesuaikan Kosa kata, Lafal dan Estetika.
Para ahli bahasa dari majelis tiga negara plus satu negara pengamat aktif, Singapura, khawatir kalau bahasa Melayu tak seiring dengan perkemcngan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Sebab, dampaknya selain perkembangan bahasa dan sastra juga dikhawatirkan berdampak buruk terhadap ketahanan nasional.

Pakar bahasa Melayu asal Indonesia Jan Hoesada dalam seminar itu mengatakan, dengan terjadinya perang ekonomi saat ini mengharuskan negara-negara yang menggunakan bahasa Indonesia

Melayu mulai menggunakan bahasa ibu tersebut dalam hubungan dagang dengan negara lain yang lebih maju. Mengingat hubungan dagang tersebut menjadi gerbang masuk untuk mentransfer iptek baru, yang mengharuskan pakar bahasa dari negara serumpun harus mengadopsi dan menyesuaikan kosa kata, lafal, dan estetika istilah yang terkandung dalam teknologi itu menjadi bagian integral dalam kaidah bahasa dan budaya.

Gunakan Kamus Ilmiah dan Bahan Pustaka.
Agar konversi iptek dapat berlangsung baik di suatu negara, masih menurut Jan, setiap persepsi hakikat substansi, pencerahan baru, pendalaman dan penghayatan atas pengetahuan baru harus diungkapkan oleh suatu istilah yang baru pula dibidang iptek. Inovasi suatu pengetahuan baru, paradigma baru, dan pemahaman baru yang diwakili oleh sebuah atau sekumpulan istilah yang baru agar dapat dikomunikasikan secara elsplisit.

Bentuk keluaran dari penerapan konversi teknologi baru, katanya dapat langsung diserap dan dikodifikasikan dalam kamus ilmiah dan bahan pustaka yang dapat digunakan oleh peneliti dalam menyusun karya ilmiahnya. Setelah dipublikasi, ujarnya, karya ilmiah itu dapat mengedukasi masyarakat dengan memberikan pengetahuan tambahan mengenai kegunaan istilah dari suatu penerapan teknologi yang baru itu.

Karena itu pendidikan bahasa untuk tenaga pengajar harus mengalami penyesuaian dengan istilah atau kosa kata baru sebagai hasil transfer teknologi tersebut. Hal itu dapat menghindari salah persepsi atau ketidakmengertian murid atas materi pelajaran yang disampaikan oleh guru disekolahnya.

Kaitan Antara Bahasa dan Pemikiran SDM.
Pakar Bahasa Melayu dari Malaysia, Abdullah Hasan juga menyatakan, agar dapat bersaing secara global maka negara-negara penutur bahasa Melayu perlu meningkatkan kreatifitas bahasanya. Sebab, tambah Hasan, ada kaitan antara bahasa dan daya kreatifitas pemikiran sumber daya manusia (SDM) dalam penerapan teknologi di bidang industri yang serta merta dapat memajukan sektor perekonomian di wilayah negara-negara tersebut. (kemilau melayu)