X

TIDAK BENAR BUMI AKAN GELAP TOTAL PADA 23-25 DESEMBER 2012

Jakarta, (LINGGA POS) – Pakar astronomi Indonesia Thomas Djamaluddin menegaskan, bahwa berita-berita yang menyebut dunia akan kiamat pada 12-12-2012, dan bahwa bumi akan mengalami kegelapan total (blackout) adalah berita bohong. “Ramalan kiamat itu didasari kalender hitungan panjang suku Maya, yang oleh antropolog pun sudah ditepis. Dari sisi astronomi juga tidak ilmiah,” kata Deputi Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) iu di Jakarta, Minggu kemarin. Ia juga membantah jika ramalan kiamat tersebut terkait dengan hasil riset National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat, bahwa semua planet termasuk matahari dan bumi saat itu berada sejajar membentuk sebuah garis lurus untuk pertama kalinya, dan menyebabkan bumi akan tertutup planet hingga terjadi kegelapan total pada tanggal 23-25 Desember 2012 (baca LINGGAPOS edisi 28/10-2012). “Berita blackout itu bohong. Tidak ada konfigurasi segarisnya planet dan tidak mungkin matahari terhalangi penuh sehingga akan gelap total.

Info yang menyebut NASA juga bohong,” tukasnya. Satu-satunya keterkaitan astronomi dengan kiamat 2012 itu yang benar adalah soal puncaj aktivitas matahari pada 2012, dimana medan magnet matahari mencapai suatu tingkat kompleksitas magnetik terlalu tinggi, sehingga melepaskan energi. “Tapi itupun telah bergeser ke pertengahan tahun 2013,” ujar Thomas. Sekarang ini, lanjut dia, intensitas badai matahari masih rendah dengan rata-rata sekali dalam sebulan, tapi semakin lama akan mulai sering, dimana pada Mei 2013 dalam sehari bisa terjadi beberapa kali badai matahari. Namun, tambahnya, badai matahari itu tidak berpengaruh pada manusia di bumi. Karena bumi memiliki lapisan magnetik (magnetosir) yang melindungi bumi dari partikel berenergi tinggi dengan membelokkannya ke kutub, yang muncul sebagai fenomena aurora. “Radiasi sinar X dan Ultra Violet dari matahari juga difilter oleh atmosfer bumi yang mengandung lapisan ozon sehingga tidak berpengaruh apapun pada bumi,” paparnya. Badai matahari hanya memberi gangguan pada teknologi satelit dan komunikasi, khususnya di negara-negara di lintang tinggi seperti di Eropa, Rusia, Kanada dan Amerika Serikat, tidak di negara ekuator seperti Indonesia. (k24,ant/ea)

Categories: IPTEK

View Comments (6)