X

PERS DAN INSAN PERS HARUS UTAMAKAN IDEALISME

(LINGGA POS) – Kalangan pers harus melakukan refleksi dan senantiasa mempertahankan idealisme. Pasalnya, pers saat ini dinilai sudah menjadi sebuah industri yang mengakibatkan kiprahnya jauh dari yang semestinya diakibatkan tekanan untuk memberikan keuntungan bagi para pemiliknya menjadi sangat dominan. Idealisme, kini ditempatkan di belakang kepentingan finansial, dan semakin jauh tinggal di belakang. Kekhawatiran ketika keuntungan menjadi tujuan, maka pers tidak lagi bisa menyalurkan fungsinya sebagai pembela kepentingan masyarakat. Pers tidak lagi menjadi auditor bagi berbagai penyimpangan yang terjadi. Akibatnya, tentu saja merugikan kepentingan rakyat banyak.

Kecenderungan terjadinya penyimpangan idealisme pers dirasakan kalangan pers sendiri. Pers menjadi bagian dari penyimpangan itu dan menutup mata terhadap fakta yang sebenarnya terjadi, hanya karena ada kepentingan finansial dibelakangnya. Penyakit yang menjadikan materi sebagai segala-galanya memang sedang menghinggapi bangsa ini. Pada semua level dan bidang kehidupan dan kita sepertinya diperbudak oleh yang namanya materi. Seakan-akan itulah yang paling penting dalam hidup ini. Banyak diantara kita yang kemudian sampai gelap mata. Hanya demi untuk mendapatkan materi, mau menghalalkan segala cara. Bahkan, ketika tindakan itu merugikan orang lain. Tak lagi memerdulikannya, dan tak usah heran apabila korupsi semakin marak terjadi di negeri ini. Meskipun ancaman hukuman membayangi setiap tindak korupsi.

Orang tidak juga menjadi jera dan takut untuk terlibat dalam tindak korupsi, ketika ada orang lain yang masuk hotel prodeo alias jeruji besi penjara. Semestinya pers tidak boleh sampai terjebak dalam situasi besar seperti itu. Tidak bisa hanya karena semua orang melakukannya, maka pers boleh juga melakukan hal-hal yang menyimpang dari idealisme. Pers dituntut untuk tetap kukuh dengan idealisme yang diemban pada jati dirinya yang hakiki. Baik pers maupun insan pers. Pendiri Kompas, Jakop Oetama selalu mengatakan bahwa keuntungan bukanlah tujuan pers. Keuntungan itu adalah akibat kegiatan pers, karena informasi bermutu yang disajikan setiap harinya. Pers memikul tanggung jawab besar untuk ikut mendorong kemajuan dari bangsa ini. Untuk itu pers harus mampu menyampaikan informasi yang memiliki basis pengetahuan, tanpa harus meninggalkan kekritisannya terhadap berbagai penyimpangan yang terjadi. Pers harus mampu memberikan inspirasi bagi terciptanya masyarakat berbasis pengetahuan. Pers tidak boleh mereduksi kemajuan sebuah bangsa hanya sekedar dari indikator ekonomi semata. Apalagi sampai menyimpulkan bahwa kaya itu sekedar hanya memiliki materi yang berlimpah. Kaya itu harus mencakup juga nilai-nilai kehidupan seperti kejujuran, kebahagiaan, penghormatan kepada karya dan kerja keras, serta etika. Refleksi dan koreksi ke dalam yang disampaikan pada peringatan Hari Pers Nasional 2013, baik untuk membuat semua insan pers selalu ingat akan tanggung jawab yang mereka emban. Pada akhirnya kita bersama-sama harus mampu menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. (jk,mi)

Categories: KOLOM NASIONAL

View Comments (1)

  • sangat di sayangkan zaman kebebasan pers ini masih ada oknum pers yang masih menyalahi kode etik pers.. Yaitu ketika memuat berita di media, tidak melakukan crossceck bahkan pengumpulan data yang benar. Sehingga berita yang di wartakan mengandung fitnah terhadap pihak tertentu.. Baru2 ini kami mengalami hal tersebut. Oleh oknum pers Lingga yang kami anggap tidak bertanggungjawab. Saran kami, sebelum memuat berita mohon diklarifikasi kebenarannya. Jangan mudah percaya terhada laporan seseorang apalagi melalui handphone. Karena bisa jadi itu hanyalah fitnah belaka.