X

PAGUYUBAN MASYARAKAT JAWA di LINGGA PERINGATI 1 SYURO

Raya, (LINGGA POS) – Awal bulan Syuro (Sura) merupakan salah satu hari  yang sangat sakral dan syarat makna spiritual bagi masyarakat Jawa. Tak terkecuali bagi masyarakat Jawa yang bermukim di luar Pulau Jawa, kegiatan sempena menyambut tahun baru 1947 Saka yang bersamaan dengan 1 Muharam 1435 Hijriah bagi umat Muslim atau 5 November 2013 tahun Masehi. Beberapa komunitas masyarakat Jawa yang tergabung dalam paguyuban khususnya di Kabupaten Lingga secara bersama berkumpul dengan penuh rasa kekeluargaan, saling bersilaturahmi untuk lebih mengikatkan tali persatuan sebagai warga yang berada di luar daerah atau perantauan, jauh dari kampung halaman. Sebut saja komunitas masyarakat Jawa dari Ikatan Keluarga Jawa (IKJ), Paguyuban Jawa Manunggal (PJM) atau Semar Jaya, yang secara bersama melakukan kegiatan menyambut 1 Syuro bertempat di lapangan Sepakbola, Kelurahan Raya, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, pada Senin (4/11). Kegiatan di isi dengan berbagai atraksi budaya seperti Wayang Kulit semalam suntuk dan juga Reog Ponorogo.

Ketua Panitia kegiatan, Fuad mengatakan, bulan Syuro sebagai awal tahun baru Jawa, adalah bulan yang sakral yang umumnya di isi dengan kegiatan renungan dan menginstrospeksi diri dan lebih mendekatkan diri kepada sang Khalik, Tuhan Yang Maha Kuasa dalam rangka mengendalikan hawa nafsu. “Kegiatan inijuga tentunya dengan tujuan untuk saling mempererat tali silaturahmi antara sesama warga Jawa dan masyarakat dari warga (suku) lainnya, khususnya yang berada di Lingga,” kata dia. “Dengan kegiatan ini  kita secara bersama dengan masyarakat tempatan menjalin kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dapat menciptakan rasa kekompakan dan menjaga persatuan dan kesatuan. Bak kata pepatah, ‘Dimana Bumi dipijak, di situ langit kita junjung,” ujar Kapolres Lingga, AKBP Puji Santoso, menyampaikan sambutan digelar acara silaturahmi yang dihadiri para undangan dan masyarakat lainnya. Puji berharap, masyarakat Jawa yang ada di Lingga dapat ikut berpartisipasi menjaga keamanan daerah agar tetap kondusif dan aman. “Sebagaimana citra masyarakat Jawa, yang senantiasa dan selalu menjaga totokromo (tata krama), sopan santun dan berbudi luhur itu, hendaknya jangan sampai pudar. Dengan demikian akan selalu tercipta hubungan yang harmonis dengan masyarakat tempatan dan warga masyarakat lainnya yang berada di Lingga,” tambah Puji. (arn,mj)

Categories: LINGGA