X

Festival Sungai Carang Peringatan 230 tahun Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Tanjungpinang (Lingga-Pos) – Festival Sungai Carang akan memeriahkan peringatan 230 tahun Tanjungpinang, Kepulauan Riau tepatnya dari 6 Januari 1784 – 6 Januari 2014 dengan menampilkan berbagai kegiatan kesenian dan budaya sepekan penuh yang akan digelar mulai 31 Desember 2013 hingga 6 Januari 2014. Pada pembukaannya hari ini, tanggal 31 Desember 2013 terdapat karnaval Sungai Carang dengan melibatkan kapal-kapal tradisional yang diikuti oleh sepuluh kampung disepanjang Sungai Carang.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang, Efiyar M Amin dalam konferensi persnya di Tanjungpinang, Minggu megatakan Festival Sungai Carang merupakan kegiatan menapak sejarah awal mula pusat peradaban Melayu di Sungai Carang, Hulu Riau yang pada zamannya sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang. “Jejak sejarah itulah yang coba dikemas dalam Festival Sungai Carang,” kata Efiyar.

Efiyar juga mengatakan, selain menjadi agenda wisata sejarah Tanjungpinang, Festival Sungai Carang yang digagas budayawan Melayu Kepulauan Riau (Kepri) yang juga Chairman Riau Pos Group, Rida K Liamsi dimaksudkan juga untuk menggambarkan kembali kepada para generasi penerus bagaimana sejarah peradaban di Sungai Carang dalam bentuk kreatif.

Ketua Panitia Festival Sungai Carang, Socrates mengatakan Festival Sungai Carang juga akan menampilkan pembacaan Gurindam XII gubahan Raja Ali Haji oleh 230 pelajar Tanjungpinang, pemasangan lampu colok sebanyak 230 buah disepanjang Sungai Carang, melukis di atas kanvas sepanjang 230 meter oleh pelajar, serta kegiatan lainnya yang menyimbolkan tradisi serta budaya kebesaran Melayu.

“Pawai alegoris perjuangan Raja Haji Fisabilillah dalam mengusir penjajah Belanda juga akan ditampilkan dalam rangkaian kegiatan Festival Sungai Carang itu,” kata Socrates.

Selain itu, menurut Socrates juga akan ditampilkan pameran foto sejarah emporium Kesultanan Melayu Riau-Lingga serta pelepasan 5000 lentera dan parade batik gongong yang menjadi ciri khas batik Tanjungpinang.

Sementara itu, Sejarahwan Kepri, Aswandi Syahri mengatakan Sungai Carang adalah urat nadi Kerajaan Riau Lingga yang diserang Belanda dalam perang Riau, tahun 1782-1784. Perang hebat yang yang berakhir 6 Januari 1784 itulah yang dicatat sebagai hari lahirnya Tanjungpinang.

Dijelaskan Aswandi, sebagai Ibu Kota Kerajaan Johor sejak pertengahan abad ke-17 hingga pertengahan abad ke 18, Bandar Riau di Sungai Carang sesungguhnya tidak menghasilkan apapun komoditi perdagangan yang dicari oleh pedagang antarbangsa ketika itu. Namun, pelabuhan itu sibuk dengan aktivitas perdagangan oleh pedagang antarbangsa yang datang dari Eropa, Asia dan Nusantara hingga menjadi saingan menakutkan pelabuhan Melaka yang sudah dikuasai VOC-Belanda.

“Meski tidak menghasilkan apa-apa, namun pada zamannya pelabuhan di Sungai Carang telah dikelola dengan managemen yang baik hingga menarik minat para pedagang antarbangsa,” kata Aswandi.

Menurut dia, dengan Festival Sungai Carang diharapkan dapat mengungkap kembali peristiwa sejarah Sungai Carang sebagai pusat perdagangan dan pusat pemerintahan serta asal usul Riau.

“Dengan kemasan Festival Sungai Carang juga diharapkan menjadi pembelajaran sejarah yang berharga bagi para pelajar yang bukan hanya diterima di sekolah,” ujarnya. (Ant)

Categories: KEPRI