X

Syiar Islam : 4 AMALAN SURGA DALAM 1 HARI

(LINGGA POS) – Betapa indahnya ketika kita berbicara tentang surga. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.” (QS Al Kahfi : 107-108).

Dengan kasih dan rahmatNya, Allah SWT telah membentangkan gambaran surga yang nikmat itu dengan menekankan keabadian dan kesempurnaan, tanpa kekurang sedikitpun, tidak lelah atau sibuk dengan hiruk pikuk dan tidak ada kerugian dan kecurangan. Rasulullah SAW menyebutkan beberapa peristiwa ringan yang mengantarkan seseorang menjadi ahli surga, yakni hanya dengan amalan di satu hari. Ada empat pertanyaan yang diajukan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat-sahabatnya saat mereka berkumpul bersama. “Siapa diantara kalian yang berpuasa hari ini?” dilanjutkan dengan pertanyaan, “Siapa diantara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?” . Lalu, “Siapa diantara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?”. Dan terakhir, “Siapakah diantara kalian yang menjenguk orang sakit hari ini?”. Ke-empat pertanyaan Rasulullah SAW itu dijawab oleh Abu Bakar RA, “Aku, aku, aku, aku ya Rasulullah,”. Beliau lalu bersabda, “Jika terkumpul seluruh amalan pada seseorang (seperti ini), maka ianya akan masuk surga”. Pada diri Abu Bakar RA di hari itu terkumpul seluruh kebaikan ‘ringan’ namun mengantarkan beliau pada surga. Umar bin Khatab RA, pada riwayat yang lai berkata, “Oh, …. itulah (amalan) para ahli surga”.

Memang, menggabungkan semua pekerjaan itu dalam satu hari bukanlah hal mudah. Namun, dengan niat dan kesungguhan kita bisa melakukannya. Sebab, seperti dikatakan Ibnul Qayyum, “Kebahagiaan dunia dan akhirat berpulang pada seberapa besar (perjuangan) melawan keletihan. Tidak ada (kenikmatan) istirahat bagi yang tak merasakan letih, bahkan sebesar rasa letih itulah kenikmatan istirahat (dapat dirasakan)”.

Berpuasa sunah Senin – Kamis adalah ibadah yang sangat bermanfaat. Selain menyehatkan, ia merupakan amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW. Sabdanya, “Amalan-amalan kebajikan itu dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amalanku dilaporkan, sedang aku dalam keadaan berpuasa”. (HR Tirmidzi). Selain itu, berpuasa juga akan menjauhkan kita dari sikap riya’.

Sementara, menjenguk teman atau kerabat yang sakit adalah amalan utama yang sangat bernilai. Walaupun kita datang tanpa membawa buah tangan apapun, tetapi kehadiran kita bagi yang sakit akan membangkitkan semangat baginya untuk sembuh. “Barangsiapa yan mengunjungi orang sakit niscaya dia mendapat rahmat, dan apabila dia duduk disampingya dia tetap berada di dalam rahmat, begitu pula saat dia keluar, dia terus dinaungi rahmat sampai tiba ke rumahnya”. Dalam kitab Al-Ikhtiarat al-Fighiyah, Imam Ibn Taymiyah berfatwa hukum menjenguk orang sakit adalah fardhu kifayah. Artinya, jika tak ada seorangpun yang peduli (menjenguk) yang sakit, maka seluruh warga di tempat itu berdosa karenanya.

Demikian pula halnya bertakziah. Saat mengunjungi (melayat, red) sanak famili yang tengah dirundung musibah kematian misalnya, adalah perkara yang ringan. Namun, efeknya sangat dahsyat bagi keluarga yang ditinggalkan. Sehingga dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengambil (sebab) Dialah yang memberi. Dan, disisinya segala sesuatu memiliki ajal tertentu”. Dengan ucapan itu diharapkan dapat menentramkan keluarga yang ditinggalkan. Sedemikian penting amalan takziah ini sehingga Imam Syafi’i berfatwa, “Tak ada batasan waktu mengucapkan kalimat takziah” (kitab al-Umm).

Selanjutnya, memberi makan orang miskin adalah amalan yang terlihat ringan. Sepiring nasi yang kita berikan pada seseorang yang tengah kelaparan sesungguhnya tidak sekedar mengenyangkan perutnya, namun akan menguatkan mata batin persaudaraan dengannya. Dia merasa ada orang lain yang peduli pada kesulitan hidup yang dihadapinya. Perjuangan orang-orang saleh yang memberi makan fakir miskin itu sesuai dengan firman Allah SWT, “sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih”. (QS Al-Insan : 9). Semoga ke empat amalan-amalan kebaikan yang telah disuriteladankan oleh Abu Bakar RA itu dapat kita ejawantahkan dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Wallahu’alam.
(Inayatullah Hasyim/dakwatuna)

Categories: SYIAR ISLAM