X

KTT ULAMA CENDEKIAWAN MUSLIM DUNIA DI BOGOR

 Bogor, LINGGA POS – HASILKAN 4 PESAN WASATIYYAT. Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama Cendekiawan Muslim Dunia yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Indonesia pada 1 – 3 Mei 2018 menghasilkan empat pesan Wasatiyyat Islam atau Islam Moderat atau disebut dengan ‘Pesan Bogor’ dengan tujuh nilai utama. Sekitar 100 tokoh ulama dan cendekiawan Muslin dari sejumlah negara baik anggota OKI, maupun dari negara Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, serta Presiden dari Korea Muslim Federation, Presiden China Islam Association (CIA). “Ke empat pesan itu adalah, pertama, mengaktifkan kembali paradigma Wasatiyyat Islam sebagai pusat ajaran Islam yang meliputi tujuh nilai utama,” kata Utusan Khusus Presiden RI Joko Widodo Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP), Din Syamsuddin di Hotel Novotel, Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/5). “Pesan kedua,” lanjut Din, sapaan akrab mantan Ketua PP Muhammadiyah ini, “yakni menjunjung tinggi nilai paradigma Wasatiyyat Islam secgai budaya hidup secara individual dan kolektif dengan melambangkan semangat dan eksmplar dari sejarah peradaban Islam. Ketiga, menyangkut tekad untuk membuktikan kepada dunia bahwa umat Islam sedang mengamati paradigma Wasatiyyat Islam dan semua aspek kehidupan dan mendorong negara-negara muslim dan komunitas untuk mengambil inisiatif dan mempromosikan paradigma Wasatiyyat Islam melalui World Forum of Wasatiyyat Islam dalam rangka membangun ummatan wasatan, sebuah masyarakat yang adil, makmur, damai, inklusif, harmonis berdasarkan ajaran Islam dan moralitas,” paparnya. Kata Din, dengan lahirnya empat pesan tersebut, KTT Ulama Cendekiawan Muslim Se-Dunia sudah final. Empat pesan yang lahir sebelumnya berasal dari 12 paradigma yang telah dikerucutkan menjadi 7 nilai utama revitalisasi Wasatiyyat Islam. 7 NILAI UTAMA. Adapun ke-7 nilai utama dimaksud, adalah : – Tawassut, posisi jalur tengah dan lurus – I’tidal, berperilaku proporsional dan adil dengan tanggung jawab – Tasamuh, mengakui dan menghormati perbedbn semua aspek kehidupan – Syura, bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus – Islah, terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama – Qudwah, merintis inisiatif mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia – Muwatonah, mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan. Peserta telah bersepakat dan mengakui paradigma Wasatiyyat Islam sebagai ajaran utama Islam yang telah dipraktekkan dalam sejarah era Nabi Muhammad SAW, kemudian oleh khalifah yang dibimbing dengan benar (al Khalifah Al Rashida) hingga peradaban modern dan di berbagai negara untuk memelihara generasi dan membangun peradaban ummatan wasatan. (aqsa/kc/mc)