X

Syiar Islam : MELURUSKAN ARAH KIBLAT (Bag. 2)

Dabo, (LINGGA POS) – Akibat perjalanan matahari ke utara dan selatan dan sebaliknya dari selatan ke utara serta perjalanan rotasi dan perjalanan revolusi bumi, maka dalam setahun akan selalu melewati suatu tempat (kota) sebanyak dua kali, yaitu ketika matahari berjalan dari lintang selatan menuju lintang utara dan sebaliknya. Kota-kota yang akan dilewati matahari adalah yang terletak antara 23,5 LU dan 23,5 LS. Kota yang terletak antara 23,5 LU sampai 90 LU dan yang terletak 23,5 sampai 90 LS, tidak akan dilewati matahari.

Dan pada suatu saat matahari akan persis di atas Kota Makkah. Pada waktu matahari berada persis di atas Kabah, maka bayang-bayang sebuah tiang yang terpancang tegak lurus di atas tanah yang rata, akan berarah tepat arah Kabah, arah kiblat. Pada masjid yang sudah tepat arah kiblatnya, dinding kiri dan dinding kanan sebelah luar pada saat itu tidak dapat langsung tepat kena sinar matahari, dan tepi dinding yang sebelah bawah membentuk satu garis lurus dengan bayang-bayang di dinding tersebu. Inilah cara yang dianggap lebih mudah menentukan arah kiblat salat kita, yaitu lurus ke arah Kabah di Makkah.

Sekarang ini ada cara lain, yaitu yang dianggap lebih mudah menentukan arah kiblat. Yaitu yang dikenal dengan “Qibla Locator” dan dapat diakses di qiblalocator.com. Qibla locator merupakan Kakkulator Arah Kiblat Presisi, yang dilengkapi tampilan visual citra satelit via Googlemap. Aplikasi ini dapat mengetahui secara visual posisi arah Kiblat yang benar di suatu tempat.

Caranya mudah, kita tinggal mencari bangunan atau lokasi yang akan diukur, lalu sesuaikan dengan garis merah yang otomatis muncul di program tersebut. Atau dapat juga dengan mengetik nama kota, provinsi, negara yang akan kita cari lalu klik tombol cari. Arah kiblat dinyatakan dengam Garis Merah dari lokasi yang dicari. Kita juga dapat memilih tampilan dalam bentuk Peta Citra Satelit maupun Peta Hibrid (Peta dan Citra Satelit). Setelah mengetahui sudut arah kiblat, langkah selanjutnya pengukuran di lapangan. Wallahu a’lam bishshowab. (nur mujib,bp)