X

Khazanah Melayu : SULTAN MAHMUD RIAYAT SYAH PAHLAWAN DARI KERAJAAN RIAU-LINGGA

(LINGGA POS) – Dilahirkan dari pasangan Tengku Abdul Jalil bin Sultan Sulaiman Badrul dengan Tengku Putih binti Opu Daeng Celak, Yang Dipertuan Muda (YDM) Kerajaan Riau ke-2, Sultan Mahmud Riayat Syah yang lebih dikenal dengan nama Sultan Mahmud Syah III bergelar Yang Dipertuan Besar (YDB) Kerajaan Riau-Lingga. Dia dilantik saat itu sebagai Sultan pada 1761 M, dalam usia balita (2 tahun). Dengan pusat pemerintahannya di Hulu Riau (Kota Raja). Untuk membangun strategi perang yang lebih intens melawan penjajah Belanda selama 26 tahun kekuasaanya (1761-1787), Sultan hijrah ke Lingga dan menjadikan daerah ini sebagai pusat pemerintahannya hingga wafat pada 1812 M. Sultan ikut terjun langsung dalam peperangan melawan Belanda di Teluk Riau dan Teluk Ketapang, Melaka pada 1784, saat dimana seorang panglima perang yang tangguh Raja Haji Fisabilillah, tewas terkena peluru musuh. Kelak, Raja Haji Fisabillah yang bergelar Marhum Teluk Ketapang diakui pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional, menyusul gelar yang sama yang diberikan kepada Raja Ali Haji. Raja Ali Haji bin Raja Ahmad dikenal dengan karya sastranya yang fenomenal Gurindam 12 dan karya lainnya seperti Tuhfat al-Nafis (Hadiah yang berharga), Thammarat al-Mahammah, Intizan Waza’if al-Malik. Sementara Raja Haji yang lahir pada 1725 adalah putra asimilasi Bugis-Melayu, yakni dari pasangan Daeng Celak dengan Engku Hamidah. Ia dikenal sebagai pahlawan maritim di Nusantara (Indonesia).

Memang, jika Raja Ali Haji berjuang lewat pena, maka Raja Haji melakukannya dengan senjata. Hingga sesuai catatan sejarah perang yang paling dahsyat terjadi pada 6 Januari 1784. Sekitar 2.500 tentara Riau-Lingga berhasil mematahkan blokade Belanda atas benteng Riau di Telukkeriting, Tanjungpinang. Bahkan kapal induk Belanda Malaka’s Walvaren berhasil ditenggelamkan. Episode ini dengan amat teliti dilukiskan oleh seorang residen Belanda di Riau bernama Neitscher, pada abad ke-19. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Riayat Syah pula dikenal sebagai pelopor gerakan perlawanan terhadap bangsa kolonial dan sebagai pembangun spirit jiwa nasionalisme dalam hal perjuangan mempertahankan bumi Nusantara di Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang pada kurun 1761-1812 yang menyentuh tiga negara (Indonesia, Malaysia dan Singapura). (jk,hk,tij/k)

Categories: LINGGA

View Comments (1)

  • kreeeeeeen.............kita sebagai anak muda penerus bangsa harus mengikuti jejak nyaa Raja Haji...khususnya Lingga