X

Khasanah Melayu : CUAL, KAIN KHAS ANAMBAS, KEPRI

Anambas (LINGGA POS) – Lima motif kain khas dari Kabupaten termuda di Provinsi Kepri, Anambas atau yang biasa disebut Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), yakni Cual, kini sudah memiliki hak paten dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI. Menurut Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Anambas Yeni Fatria, yang tak lain adalah isteri dari Bupati Anambas T. Mukhtaruddin, dimana Anambas sedang giat-giatnya saat ini mengangkat kembali keberadaan kain khas daerah tersebut yang telah tersimpan ratusan tahun di sana. “Kain khas Cual ini aslinya berupa kain tenun songket atau hampir sama dengan kain cual dari Provinsi Bangka Belitung (Babel) dan Provinsi Kalimantan Barat, namun dengan motif yang berbeda,” terang Yeni. Uniknya lanjut dia Cual itu di Anambas berasal dari singkatan ‘belacu dijual’. “Ianya merupakan cikal bakal kain tenun songket yang diperjualbelikan di Pulau Siantan, nama kepulauan Anambas sebelumnya. Kain ini biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari,” terangnya.
Kisahnya, yang pertama kali menemukan kain Cual ini adalah Hj Halimah, warga kawasan Teluk Encau pada 1863. Disamping sebagai penenun kain Cual, beliau juga ketika itu adalah seorang guru mengaji bagi anak-anak usia SD. Sedang kan bagi para gadis diajarkan menenun kain Cual. Sehingga keberadaan kain Cual di daerah itu cukup terkenal dan dikenakan oleh orang-orang tua utamanya pada hari-hari perayaan atau pernikahan. Untuk melestarikan kembali citra kain Cual, Yeni bersama ibu-ibu yang masih mengoleksi dan mempunyai kemampuan menenun kain tersebut dibantu dari ibu-ibu kelompok PKK Anambas melalui Dekranasda mencoba menenun kembali Cual, yang sudah dianggap sebagai harta warisan budaya daerah yang sangat berharga itu dan ‘menghidupkan’ kembali kain tenun Cual yang kondisinya sudah sangat tua. Dari hasil foto inci per-inci, mengingat kondisi kain Cual tersebut-lalu dikirim ke Palembang (Provinsi Sumatera Selatan) untuk dibuatkan kain tenun baru-dengan mutu yang sama lalu dimodifikasi ulan setelah ditenun menjadi kain batik di Pekalongan dan muncul dalam bentuk batik tulis dan batik cap. Hasilnya, dari delapan motif asli kain Cual tersebut, lima motif yang telah dipatenkan dan diberi nama Rebung, Padang Terbakar, Tudung Saji, Bulan Purnama dan Sampan Berlayar. Menyusul nantinya empat motif yang akan segera dipatenkan pula. (Wenny C. Prihandini/bp)

Categories: KHAZANAH MELAYU