X

INDAHNYA MAULID & NATAL di MASJID AL HIKMAH, SOLO

 

  Solo, LINGGA POS – Merawat persamaan adalah hal biasa, namun beda halnya dengan merawat perbedaan. Itu akan menjadi sebuah hal luar biasa. Prinsip itulah yang dijadikan pegangan oleh Ketua Tamir Masjid Al Hikmah Joyodinglratan, Solo, Muhammad Nasir Abu Bakar.  Lokasi masjid yang bercat hijau ini memang berbagi tembok dengan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningkratan, tempat ibadah umat Kristen atau sama-sama beralamat di Jalan Gatot Subroto 222, Solo.    Dua tempat ibadah dengan alamat yang sama tentu saja bukan sekadar hidup bertetangga, tetapi para jamaah dan jemaatnya juga merawat harmonisasi untuk hidup rukun berdampingan antara kedua makhluk beda keyakinan itu. Kerukunan itu terlihat saat mereka merayakan masing-masing hari besarnya–yang kebetulan pada tahun ini dirayakan secara serentak. Umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) pada 24 Desember dan umat Kristen merayakan hari kelahiran Isa Al Masih (Yesus Kristus pada 25 Desember.    Untuk menghormati perayaan Natal, jemaah Masjid Al Hikmah sengaja menggelar pengajian peringatan Maulid jauh hari sebelum 24 Desember yakni pada 16 Desember lalu. “Karena kita tahu kalau pada Kamis malam ada ibadah Natal, jadi kita percepat pengajian Maulidnya yang kebetulan juga pada tanggal itu kita mendapat jatah tempat untuk pengajian Jamuro Rosul (Jamaah Me(Muji) Rasul,” ujar Nasir, Kamis (24/12).    Tak hanya itu, ia mengungkapkan saat mengumandangkan azan Magrib dan Isya juga tak dilagukan dan tak berlangsung lama. Serta pembacaan ayat suci Al Quran dikumandangkan 10 menit sebelum azan juga ditiadakan. Hal sama dilakukan oleh GKJ Joyodiningkratan. Pihak gereja menyadari bahwa pada 24 Desember hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, jemaat sudah siap menggelar ibadat malam Natal di tempat lain. “Kita rencananya akan gelar ibadah malam Natal dengan menyewa gedung atau mencari waktu yang lain,” kata Pendeta GKJ, Nunung Istining Hyang. Lantas, pada 25 Desember bertepatan dengan shalat Jumat, pihaknya memutuskan ibadah Natal akan selesai pada pukul 10.00 WIB saja. “Masalah ini sudah kami urun rembuk jauh-jauh hari atau sejak tiga bulan lalu. Nah, kalau untuk parkir sudah diatur warga dan jamaah Masjid. Seperti biasa, nanti parkir jemaat gereja sampai ke halaman depan masjid,” tambah Nunung.    SEJAK PULUHAN TAHUN.  Harmonisasi dua agama tersebut di wilayah ini memang sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Gereja ini dibangun pada 1939 dan pada 1947 di tempat yang sama dibangun sebuah Musola yang kemudian berubah menjadi Masjid. Mulai saat itulah kerukunan antar agama terjadi. Perwakilan umat Islam dan Kristen juga telah membangun prasasti Tugu Lilin sebagai simbok kebersamaan. Prasasti iu memiliki tinggi 100 meter terletak persis disebelah Masjid dan berdiri kokoh hingga saat ini. (dtn)

Categories: LINGGA