Dalam paparannya Mensos menyampaikan bahwa tugas penyaluran bantuan pangan non-tunai tidaklah sederhana, karena menghadapi konversi dari subsidi pangan ke bantuan sosial (bansos) pangan non-tunai. “Saya minta seluruh petugas siap dan memahami betul seperti apa proses penyaluran BNPT tersebut. Saya harapkan seluruh keluarga penerima BPNT atau keluarga penerima manfaat (KPM) betul-betul faham cara menggunakan kartunya seperti apa,” katanya. Hal itu lanjut dia, karena KPM bisa mengakses bantuan pangan secara non-tunai karena uangnya ada di kartu, bukan diberikan secara ‘fresh money’ kepada yang berhak menerimanya pada setiap tangggal 25 akan cair. “Koordinasi dengan pihak Badan Usaha logistik (Bulog) harus baik. Kalau itu bansos rastra (sebelumnya disebut raskin, red), cek dengan baik bahwa rastranya yang dibagikan tidak yang berkutu, berjamur dan harus yang layak kosumsi,” tegas Mensos. (ph/rc)