MURRY ‘KOES PLUS’ SANG LEGENDA

(LINGGA POS) – DIMULAI 1970.  Satu set drum Ludwig putih, seolah berdiri dalam kesendirian diantara ingar-bingar musik rock di panggung besar Jambore Band IMK, di Istora Senayan, Jakarta, 7 November 1970. Ribuan penonton yang saat itu mulai keranjingan hard rock, sama sekali tak menyangka dari balik drum itu akan muncul kejutan yang gemanya bukan hanya menjangkau masa depan perkembangan (grup) band di Indonesia, melainkan juga melahirkan legenda baru, seorang penabuh drum. Ya, drummer itu tak lain adalah Kasmuri, yang kemudian akrab dipanggil dengan nama Murry. Kejutan lebih besar, datang dari Koes Plus, metamorfosis dari Koes Bersaudara itu dengan berani membawakan lagu ciptaan mereka. ‘Derita’, ‘Manis dan Sayang’, yang ketika itu belum ramah dikenal publik.

Kemunculan Koes Plus, dimana Murry bertindak sebagai penabuh drumnya dalam Jambore Band tersebut, sebenarnya didasari oleh sikap rendah hati. Di panggung musik pop Indonesia, grup musik anak-anak Koeswoyo (Koes) bukan lagi kelas jambore. Sejak 1962, mereka mengibarkan bendera Koes Bersaudara yang sudah populer dengan sejumlah hit seperti  ‘Bintang Kecil’, ‘Pak Tani’, ‘Pulau Bali’, ‘Telaga Sunyi’, ‘Bis Sekolah’ dan ‘Dara Manisku’.

KOES BERSAUDARA. 

Mereka adalah grup musik (band) pertama dalam sejarah musik tanah air yang berformat band, bukan hanya sekedar pengiring sebagaimana banyak kelompok musik sesamanya. Ia merupakan band pelopor yang dalam lipatan sejarah politik Orde Lama menanggung dosa subversif : dituduh apolitis, kontra revolusi, dan anti nasionalisme, hanya karena memainkan musik, istilah kala itu ngak-ngik-ngok, rock and roll, yang sangat dibenci oleh Presiden RI, Soekarno. Keempat kakak beradik (Tonny, Nomo, Yon, Yok) personil Koes Bersaudara itu dijebloskan ke penjara tanpa proses pengadilan. Tercatat, untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah band menjadi korban kemelut politik. Ini merupakan sebuah preseden buruk, dan hanya terjadi di Indonesia, demikian disebutkan Krisna Sen dan David T. Hill dalam Media, Budaya dan Politik di Indonesia, 2001. Dibebaskan dari penjara pada September 1965, malah menyulut nyali mereka melakukan perlawanan lewat medium musik. Koes Bersaudara yang semula memainkan musik pop manis, berubah menjadi keras dengan meneriakkan ‘Poor Clown’ dan ‘To Tell So Called All the Guilties’ (1967). Ini merupakan dua lagu keras pertama dalam sejarah musik pop Indonesia. Dan, lagu-lagu mereka lekas populer di kalangan kaum muda lewat stasiun-stasiun radio amatir yang kala itu menjamur di berbagai kota, bersama dengan eforia gerakan perlawanan pelajar dan mahasiswa selepas tumbangnya rezim Orde Lama. Bintang mereka lalu mencorong terang, tapi sekaligus redup. Pasalnya, pemain drumnya Nomo Koeswoyo, yang kemudian diikuti Yok pemain gitar yang juga vocal, menyatakan keluar dan berhenti bermain musik.

Murry.

Totalitas dalam berkarxma melampaui batas seorang profesional. Kepribadianya itu adalah sisi humanis dan makna altruistik Murry yang memegan kredo ‘a man behind the drum’. Keunggulan para legenda bukan cuma pada kepiawaian dan keunggulan teknis. Jelas, mereka memiliki dignity, mengutip Jimmy Page, gitaris Led Zeppelin, ‘You are not your own’. Mereka memainkan musik yang tak bisa dipelajari sekolah dan harus dipelajari sendiri dengan totalitas dan kemampuan diri sendiri. Disitulah, kata dia, letak daya tariknya sehingga musik itu bermartabat. Jejak rekam mereka menjadi teladan, ilmu, buku dan riwayat ‘sejarah kejiwaan (Kuntowijoyo, 2006). Bukan cuma selesai begitu ditulis pada selembar halaman obituari.   Murry dan talentanya di Koes Plus disamping kerap mengisi vokal latar dan pada beberapa lagu ia merupakan vokalis utama, ikut andil menaikkan pamor Koes Bersaudara. Lihat beberapa lagu ciptaannya, ‘Pelangi’, ‘Doa Suciku’, ‘Bertemu dan Berpisah’, ‘Hidup Tanpa Cinta’, ‘Semanis Rayuanmu’, ‘Kau Bina Hidup Baru’, ‘Ayah dan Ibu’, ‘Bujangan’, ‘Pak Tani’ (pop Jawa), ‘Mobil Tua’, ‘Cobaan’, ‘Cubit-cubitan’ (pop Melayu). Belakangan, Murry menjadi pengajar senior pada program workshop Seni dan Film Keliling Indonesia, yang diadakan oleh Karya Anak Bangsa. (jk,e.h.kartanegara/tc)

Kategori: ENTERTAIN
Topik populer pada artikel ini:

One Response to "MURRY ‘KOES PLUS’ SANG LEGENDA"

  1. I have read so many articles or reviews concerning the blogger lovers but this paragraph is genuinely a nice
    post, keep it up.

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.