Khazanah Melayu : TUNJUK AJAR MELAYU

LP, (22/3) – Kebudayaan Melayu sarat muatan kesusastraan, baik lisan maupun tulisan. Tetapi, sastra lisan mengambil bagian terbesar dari sastra tulis. Meskipun diakui, sastra lisan orang Melayu dikenal cukup indah dengan pilihan kata dan susunan ucapan yang elok pula. Ungkapan-ungkapan tersebut biasanya terdapat dalam bentuk pantun, syair, gurindam, peribahasa, seloka dan sebagainya yang sering diselipkan dalam bahasa komunikasi sehari-hari. Banyak diantara ungkapan indah itu mengandung makna, petuah, nasehat, petunjuk dan suri teladan. Dan, karena itu sering digunakan sebagai media pengajaran dan pendidikan. Di kalangan orang Melayu, ungkapan yang mengandung petuah dan nasehat itu disebut juga dengan ‘tunjuk ajar’.
Dalam bukunya, Tunjuk Ajar Melayu, budayawan Riau Tenas Effendy, menulis bahwa fungsi dari tunjuk ajar adalah untuk membawa manusia ke jalan yang lurus dan diridhai Allah. Sehingga selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, kedudukan tunjuk ajar menjadi sangat penting dalam kesusastraan dan tradisi Melayu.

Dari berbagai aspek kehidupan. Mulai dari masalah keagamaan, sosial, kekeluargaan, etika, moral hingga politik, kesemuanya terangkum dalam penafsiran Tenas di dalam tulisannya.

Tunjuk ajar dengan medium pantun mengenai rasa tanggung jawab, seperti bait : apalah tanda batang dedap/pohonnya rindang daunnya lebat/apakah tanda orang beradab/bertanggungjawab sampai ke lahat. Tentang musyawarah dan mufakat : pucuk putat warnanyamerah/ bila dikirai terbang melayang/ duduk mufakat mengandung tuah/ sengketa usai dendam pun hilang.

Pada setiap tema dan kategori, Tenas memberi keterangan pengantar tentang adat istiadat Melayu sesuai tema yang disajikan. Meski pun diakuinya ungkapan-ungkapan yang disajikan masih banyak yang belum terjamah secara tematik, utamanya tunjuk ajar yang berkembang dalam masyarakat perkampungan. Bagaimana pun tulisan Tenas Effendy telah memberikan kontribusi besar dalam upaya melestarikan tamadun Melayu, terutama dalam kesusastraan, di tengah ketidakpedulian generasi muda pada warisan agung leluhurnya. Menurut Tenas, bila orang Melayu kehilangan tunjuk ajarnya, berarti telah hilang pula jati diri dan nilai-nilai luhur harkat dan martabat Melayunya yang telah dibangun sejak berabad-abad lalu. (jk,kemilau melayu)

Kategori: KOLOM Tags: , , , ,
Topik populer pada artikel ini: tunjuk ajar melayu beserta maknanya, tunjuk ajar melayu tenas effendy, makalah tunjuk ajar melayu

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.