DALAI LAMA TERIMA PENGHARGAAN Rp 15,5 MILIAR

London, (LP) – Meski selama ini tinggal dipengasingan, pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama mendapat pengakuan internasional. Lembaga The John Templeton Foundation (JTF) menganugerahkan penghargaan tahunan pada tokoh berpengaruh dan pemimpin Buddhis Tibet tersebut berkat kontribusinya terhadap dimensi spiritual dan perdamaian antarumat beragama.

Penghargaan senilai USD 1,7 juta, setara Rp 15,5 miliar itu akan diserahkan kepadanya pada 14 Mei nanti di Katedral St. Paul London. Dalam pernyataannya kemarin (29/3), JTF menyebut, Dalai Lama merupakan sosok yang tidak ada bandingannya di dunia dalam kontribusinya di bidan etika universal, anti kekerasan, dan harmoni antarumat beragama. Selama puluhan tahun, Dalai Lama ke-14 ini, dianggap telah menyediakan hidupnya untuk menggabungkan tradisi riset, ilmu pengetahuan dan ajaran Buddhisme. Secara khusus Tenzin Gyatso, 76, mendorong riset mendalan tentang peran kekuatan belas kasih dalam merespon masalah fundamental dunia. Tema besar itulah yang menjadi inti ajarannya.

“Dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi untuk menyelesaikan masalah dunia, rasa kemanusiaan juga mencari ketentraman. Hanya sisi spiritual yang bisa menjawabnya,” ujar John M. Templeton Jr., Presiden JTF dan putra Sir John Templeton, penggagas penghargaan itu. Dia menambahkan bahwa rekam jejak intelektual, moral maupun spiritual Dalai Lama yang dipahami oleh 9 juri yang berperan dalam penilaian para kandidat penerima penghargaan.

Mereka adalah para tokoh yang mewakili berbagai disiplin ilmu, termasuk budaya dan agama. Para juri yang independen biasanya mengajukan 15-20 orang nama calon setiap tahun dan memilih dengan suara terpisah.

Dalai Lama menyambut positif penghargaan tersebut. “Ini merupakan bentuk pengakuan atas pekerjaan saya yang sedikit terhadap kemanusiaan,” ujar tokoh kelahiran 6 Juli 1935 itu dalam pernyataan resminya. Sebelumnya, Selasa (27/3), China justru menuding dan menyalahkan Dalai Lama sebagai pemicu unjukrasa para warga Tibet pengasingan di India. Di sela partisipasi Presiden Tiongkok Hu Jintao, dalan KTT BRICs (negara-negara emerging markets) di Kota New Delhi, warga Tibet dalam pengasingan, Jamphel Yeshi membakar diri Senin (26/3). Aksi itu dilancarkan sebagai protes atas pencaplokan wilayah Tibet oleh Tiongkok. Yeshi tewas setelah sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit.

Seorang bhiksu (rohaniawan) muda Buddha bernama Sherab, 20, juga membakar diri hingga tewas di rumahnya di Aba county, Provinsi Sichuan, baratdaya China, Rabu (28/3). Dia menjadi warga Tibet ke 30 yang tewas karena bakar diri sebagai simbol perlawanan terhadap Tiongkok, sejak Maret 2011. (ap/afp/cak/dini/jpnn)

Kategori: MANCANEGARA Tags: ,
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.