Jerman (LINGGA POS) – Lain Indonesia lain pula di Jerman. Laporan kepolisian Jerman menunjukkan para aparat keamanan negara itu tidak getol (alias irit rit nian) untuk menembakkan senjatanya. Diketahui, selama 2011 (Januari-Desember), hanya sebanyak 85 butir peluru saja yang digunakan oleh aparat kepolisian negara itu untuk melumpuhkan penjahat atau pelaku tindak kriminal.
Data ini dilansir harian Der Spiegel, Jumat (11/5) dan segera jadi bahan perbincangan media-media dunia, termasuk negara Amerika Serikat (AS). Lebih mencengangkan lagi dari seluruh tembakan itu, polisi Jerman cuma menewaskan 6 orang saja. Data lengkapnya, 49 kali tembakan peringatan, dan 36 kali tembakan untuk ‘melumpuhkan’ pelaku kriminal. Ya, dengan hasil 6 tewas dan 15 penjahat mengalami cedera !
Prestasi para aparat penegak hukum Jerman dalam hal efektivitas penggunaan senjata api sangat perlu diteladani polisi negeri ini (Indonesia, yang katanya negara hukum, red). Tentu saja pihak legeslatif Jerman memuji prestasi pihak kepolisiannya dan mengatakan, dengan minimnya mengeluarkan peluru itu menggambarkan mereka orang beradab. “Petugas kepolisian kita terbukti bukan ‘preman yang diberi seragam’, kata anggota legeslatif dari Partai CDU Jerman, Lorenz Caffier.
Menanggapi data dari kepolisian Jerman, umumya mengundang kritik dari media di AS. Harian the Atlantik Wire, misalnya mengatakan di tajuk rencananya, jumlah 85 butir peluru polisi Jerman setara dengan peluru yangdigunakan buat membekuk penjahat dalam sehari di AS.
Contohnya, pengejaran polisi terhadap pengendara mobil di kota Los Angeles pada April lalu, peluru yang dimuntahkan dari senjata api, lebih dari 90 butir. Bahkan sepekan sebelumnya kepolisian New York Police Department (NYPD) yang biasa kita lihat aksi-aksi heroiknya di film-film Hollywood, menembakkan 84 peluru untuk menghabiskan tersangka pembunuh. Parahnya, si penjahat tetap hidup meski diberondong timah panas, seperti dilaporkan New York Post.
Penggunaan senjata api oleh petugas memang selalu menjadi kontroversi di tiap negara maju. Sejak 2001-2012, lembaga pencatat pelanggaran hak azazi Amnesty International melansir ada sebanyak 500 orang di seluruh dunia yang tewas akibat tembakan aparat keamanan, termasuk Indonesia.
Sementara diketahui, negara tetangga terdekat Indonesia, Singapura, dan Swiss adalah dua negara dengan tingkat kekerasan senjata api terendah di seluruh dunia. (jk,ard,mdk)