KAKEK DARI BANYUWANGI NAIK HAJI 21 KALI

Banyuwangi, (LINGGA POS) – Tak banyak orang Muslim memiliki kesempatan untuk menunaikan rukun Islam kelima, yakni beribadah haji ke Tanah Suci Mekah. Faktor terbesarnya karena belum ada biaya. Maklum, untuk naik haji dibutuhkan biaya puluhan juta rupiah.

Namun, bagi Khoiri Zein, 65, naik haji seperti kegiatan ritual rutin tahunan saja. Dia mulai ke Tanah Suci Mekah pada 1976, atau saat berusia 29 tahun, dan terakhir pada 2011. Khoiri bercerita, 1976-1980, dia naik haji dengan ongkos sendiri. Saat itu, pergi ke Mekah masih memakai kapal laut karena belum ada pesawat terbang untuk khusus berhaji ke Mekah. Setelah empat kali naik haji, ia lantas dipercaya teman dan orang-orang dikampungnya untuk menjadi pembimbing haji. Ayah empat anak itu didaulat menjadi pembimbing, mulai dari persiapan sebelum berangkat hingga di Mekah. – Jamaahnya bersepakat untuk pungutan dana membiayai Khoiri Zein naik haji pada 1981. “Saya diminta untuk membimbing mereka saat di Mekah,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, (26/9).

Setiap tahun jumlah jamaahnya bertambah, termasuk tradisi membiayai ongkos naik haji bagi Khoiri. Bisa disebut, dia perintis adanya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Banyuangi. Namun, ia mulai resmi mendaftarkan KBIH miliknya ke 19 Kementerian Agama pada 1999 dengan nama KBIH Kharomain, yang berkantor di Kecamatan Regojampi, Banyuangi.

Kakek 10 cucu ini bercerita, sebelum 2009, orang yang ingin naik haji tak perlu mengantre lama (daftar tunggu). Begitu mendaftarkan diri bisa berangkat pada tahun depan. Karena harus ikut daftar tunggu itulah, kata dia terpaksa absen ke Tanah Suci pada 2012 ini. Khoiri baru akan berangkat lagi pada 2014, yang berarti itu adalah untuk ke-22 kalinya dia menunaikan ibadah haji saat usianya nanti 67 tahun.

Menurut dia, tahapan paling sulit dalam ibadah haji adalah saat Tawaf. Yakni mengelilingi Kabah sebanyak 7 kali, dimana tiga putaran pertama dengan berlari-lari kecil, dan empat putaran selanjutnya dengan berjalan biasa. Beratnya Tawaf karena dilakukan secara bersamaan oleh seluruh jamaah, yang jumlahnya sangat banyak sementara tempatnya terbatas. Jaraknya pun terpaksa harus berdesak-desakan. “Terlebih lagi bagi yang berusia lanjut atau yang punya penyakit tertentu,” kata Khoiri.

Namun dia menyarankan, supaya jamaah menjalaninya dengan penuh kesabaran dan niat untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT. Apabila tidak kuat, jamaah juga bisa menyewa pemandu dengan menyediakan dana sedikitnya 600 real. (tc)

Kategori: ENTERTAIN, KEPRI, MANCANEGARA, NASIONAL, SYIAR ISLAM Tags: ,
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.