CADANGAN MINYAK INDONESIA HANYA TERSISA 12 TAHUN LAGI (0,3 PERSEN CADANGAN MINYAK DUNIA)

Jakarta, (LINGGA POS) – Sudah saatnya rakyat Indonesia tidak lagi tergantung pada Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain mahal, cadangan minyak Indonesia saat ini hanya tinggal 4 miliar barel. Jika diproduksi rata-rata 890 ribu barel per hari, minyak Indonesia akan habis dalam 12 tahun lagi. “Harta kita (minyak) cuma tersisa 4 miliar barel, atau hanya 0,3 persen dari cadangan minyak dunia, tidak sampai 1 persen,” kata Wakil Menteri (Wamen) ESDM Rudi Rubiandini, dalam diskusi BP Migas ke SKSP Migas, Dampak, Tindakan dan Langkah Kedepan, di Gedung Bina Sentra, Bidakara, Jakarta, Kamis (29/11).

Menurut Rudi, dengan produksi Indonesia saat ini rata-rata 890 ribu barel per hari, maka cadangan minyak Indonesia tersisa 12 tahun lagi. “Dari 4 miliar barel P1 (cadangan terbukti) minyak kita jika dikurangi produksi kita rata-rata, maka minyak kita akan habis dalam 12 tahun,” ucapnya. Memang, potensi cadangan minyak (P2) Indonesia bisa meningkat dari 4 miliar barel ke 7 miliar barel, tapi tidak mudah. Harus ada eksplorasi serius untuk mencari cadangan minyak baru dan dibutuhkan modal yang besar. Dikatakannya, harus diketahui pula, untuk mencari cadangan minyak baru dibutuhkan dana minimal US $100 juta – US $200 juta setara Rp1,9 triliun. “Siapa yang punya dana sebesar ini? Apa berani kita keluarkan dana sebesar itu hanya untuk cari cadangan minyak baru? Karena kalau tidak dapat, pulang cuma pakai kolor. Tidak ada yang mau ganti rugi. Bank pun tidak mau memberikan pinjaman, itu uang tunai,” ungkap Rudi Rubiandini. – Namun begitu, lanjutnya, Indonesia saat ini mempunyai cadangan gas yang jauh lebih banyak dibanding minyak. Yakni mencapai 100 triliun TCF. Cadangan gas Indonesia masih cukup 44 tahun ke depan. “Jadi sepantasnya kita mulai sekarang meninggalkan BBM dan beralih ke gas,” himbaunya. Namun, lagi-lagi masalahnya, bagaimana bisa rakyat Indonesia menggunakan gas, sementara pipanya belum banyak terintegrasi, infrastrukturnya tidak ada. “Padahal kita punya cadangan besar gas di NATUNA (Kepulauan Riau), Bontang, Papua dan lainnya. Bagaimana membawanya ke Jawa atau Sumatera. Tidak ekonomis kalau pakai pipa. Jadi diperlukan terminal receiving gas yang banyak untuk melayani point to point. Beda dengan Arab Saudi dan Venezeula yang harga BBM-nya murah sekali. “Kedua negara itu memiliki cadangan minyak hingga 200 miliar barel, sementara kita cuma punya 4 miliar barel saja,” pungkasnya. (kks)

Kategori: NASIONAL Tags: , , ,
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.