Khazanah Melayu : ADAT RESAM MELAYU, ANTARA YANG DITINGGALKAN dan MASIH DIPAKAI (4)

(LINGGA POS) – MENGANTAR BELANJA dan AKAD NIKAH : – Mengikuti adat resam, menghantar belanja biasanya dijalankan terlebih dahulu dan berasingan dengan upacara akad nikah. Tetapi pada zaman sekarang, menghantar belanja selalu dijalankan bersama dengan akad nikah, dengan tujuan menghematkan waktu dan biaya. Diantara barang-barang yang termasuk dalam kategori wajib bagi melengkapkan sesuatu hantaran adalah antara lain Uang “Emas Kawin” dan “Antar Belanja” (ada yang menyerahkan uang mas kawin langsung ke tangan calon isteri selesai upacara akad nikah) yang diletakkan di dalam dulang atau batil bertudung terbuat dari perak atau tembaga.

Sebentuk cincin permata berbatu intan atau berlian yang diletakkan di dalam cembul atau kotak perak.

2 pasang kain dan sehelai baju dari jenis yang cukup baik dan berkualitas, dilipat di dalam talam perak atau tembagag putih bertudung.

Beberapa jenis kuih muih atau juadah, yang setiap satunya diletak di dalam sebuah pinggan besar bertudung dan dihias beralaskan talam.

Beberapa jenis buah-buahan yang segar, disusun di dalam berkas atau talam ditudung.

Tepak sirih atau puan perak atau tembaga putih yang diisi lengkap.

Satu atau dua perecik atau perenjis air mawar dan dua kaki dian atau lilin.

Semua barang tersebut akan dibawa setiap satunya oleh seorang pemuda dan diarak dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai perempuan yang keduanya telah berpakaian lengkap Melayu asli atau pakaian Haji yaitu berserban dan berjubah bagi memulaikan upacara Majlis Akad Nikah. Mempelai dan rombongannya disambut pengantin perempuan dan melalui berbagai seremonial adat berpantun, bersilat diiringi rebana dan gong bertalu talu hingga naik atau masuk ke dalam rumah. Barang hantaran diatur sedemikian rupa, biasanya dihadapan pelaminan tempat kedua mempelai kelak bersanding dihadapan tetamu. Sebelum akad nikah dijalankan, uang belanja atau hantaran itu akan diperiksa atau dihitung oleh tuan kadi disaksikan dua orang saksi mewakili pihak perempuan bersama hadirin, apakah uangnya cukup syaratnya, apakah emas itu palsu atau asli dan sebagainya. Setelah selesai adat penerimaan kesemua hantaran seperti uang dan barang lain tepak sirih, talam bunga rampai dan perenjis air mawar akan ditinggalkan di ruang tamu. Mempelai kemudian akan diminta duduk di atas sebidang tikar sila khas yang dihias indah untuk upacara akad. Tuan kadi akan memulai majlis dengan mendaftarkan nama mempelai itu terlebih dahulu, diikuti dengan menyatakan dan menyimak segala syarat-syarat dan ditutup dengan membaca khutbah nikah. (km) bersambung ….

Kategori: KHAZANAH MELAYU, KOLOM Tags: , , ,
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.