Jakarta, (LINGGA POS) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pemberiao kompensasi kenaikan harga BBM melalu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tidak akan terus menerus dilakukan dalam waktu yang lama. “Kalau lama tuh dua belas bulan itu lama. Atau sembilan bulan itu lama keburu pemilu nanti. Tapi kalau lima bulan itu sedang,” katj petinggi partai PAN ini, kepada wartawan di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/5). Pernyataan Hatta ini menanggapi usulan Ketua MPR RI Taufik Kiemas, agar BLSM tidak digelontorkan pemerintah dalam kurun waktu yang lama. Kata Hatta, BLSM ibarat obat, maka dosisnya harus tepat. Karena kalau ternyata dosisnya tidak sesuai, sakitnya masih ada. Bagaimanapun lanjutnya, masyarakat miskin menjadi pihak yang akan terkena dampak dari kenaikan harga BBM. “Ingat, yang harus kita jaga adalah yang rentan. Hanya 1,25 atau 1,5 kali dari garis kemiskinan. Ini yang harus kita proteksi dengan beberapa macam tadi,” ujar Hatta. Karena itu menurut Hatta waktu yang cukup adalah 5 bulan untuk memberi kompensasi kenaikan harga BBM melalui BLSM. “Menurut saya lima bulan itu pas,” lanjutnya.
Ketua MPR RI, prinsipnya tidak menentang adanya program BLSM yang akan digelontorkan pemerintah sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun, menurut Taufik, harusnya BLSM tidak diberikan dengan durasi panjang. Terima Reformasi Award. Hatta Rajasa, Selasa kemarin menerima Reformasi Award dari Jaringan Prodem (Pro Demokrasi) di Balai Sudirman, Jakarta. Hatta, yang digadang-gadang partainya untuk capres 2015 ini dinilai sebagai orang yang cukup konsisten memperjuangkan reformasi yang sebelumnya menggulingkan Presiden Soeharto. “Secara jujur saya katakan, bahwa yang saya lakukan sangatlah kecil, oleh sebab itu penghargaan ini bukanlah suatu capaian prestasi saya,” kata Hatta dalam sambutannya, dan menyatakan Reformasi Award yang diterimanya ia persembahkan kepada masyarakat yang tidak henti-hentinya terus menggelorakan reformasi sampai 15 tahun ini. “Demokrasi menjadi tujuan besar kita agar demokrasi mampu membawa kesejahteraan, bukan demokrasi yang menghasilkan high cost yang tinggi sehingga menghasilkan pemimpin yang tidak berkualitas,” ujar Hatta. (yg,tn)