SUBHANALLAH, MUSLIM di WILAYAH INI BERPUASA SELAMA 24 JAM

Kiruna, (LINGGA POS) – Komunitas Muslim di wilayah Kiruna, Swedia, kebingungan menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Lintasan panjang matahari saat Ramadhan 1434 H. berlangsung selama 24 jam dan tetap terang tidak memberi kesempatan pada malam. “Kiruna tempat paling tinggi di wilayah ini (Swedia). Matahari tak pernah terbenam selama beberapa bulan,” kata Ali Melhem, seorang Muslim di Kiruna dilansir dari On Islam, Sabtu (13/7). Laki-laki 45 tahun ini mengatakan waktu puasa yang panjang tentu membuat dirinya dan Muslim lainnya cukup kewalahan. Melhem tinggal di Kiruna sudah lebih dari 24 tahun. Selama ini Ramadhan tiba saat musim semi. Tapi berbeda pada tahun ini, Ramadhan dimulai saat wilayah dekat Kutub Utara memasuki awal musim panas. Ramadhan tiba di Kiruna terhitung sejak Rabu (10/7). Melhem memang tetap berpuasa, namun dia mengatakan puasa selama 24 jam penuh menjadi tantangan yang cukup berat, terutama bagi istri dan anak-anaknya. “Saya dan istri sudah berkonsultasi dengan ulama-ulama di Iran dan Irak, namun tidak memberi jawaban terang,” kata penganut Islam Syiah ini.

Para ulama menyampaikan kepadanya agar menunda puasa sampai musim gugur tiba, sementara ulama lainnya memberi saran tetap berpuasa mengikuti waktu berbuka di wilayah matahari terbenam yang terdekat.Sebagian Muslim di Kiruna juga ada yang mengikuti saran ulama tersebut. Tapi wilayah terdekat dari Kiruna adalah Lulea dan Umea, dimana di dua tempat itu, malam diberi kesempatan untuk muncul. Itu artinya, puasa di bagian selatan Kiruna masih berlangsung selama 23 jam menunggu waktu berbuka. Dari 9 juta populasi penduduk di Swedia, tercatat sekitar 350 ribu Muslim. Islamic Center di Malmo, Swedia mengatakan, komunitas Muslim tersebut memang kebanyakan tinggal di wilayah-wilayah tinggi. Musim panas saat Ramadhan di Swedia, hingga sekarang belum mendapat penjelasan terang dari pakar agama dan ulama tentang melaksanakan ibadah puasa yang seharusnya. Presiden Liga Islam Swedia Omar Mustafa mengatakan, sangat dibutuhkan pendapat ulama mengenai hal tersebut. Persoalan seperti penduduk Muslim di Kiruna juga dirasakan di negara-negara Skandinavia lainnya. Di Finlandia contohnya. Bagi Muslim Suni di negara itu memilih mengabaikan panjangnya hari-hari berpuasa. Mereka mengikuti waktu berpuasa Muslim di Mekah atau Madinah, Saudi Arabia. Namun, ulama di Arab Saudi malah menolak cara seperti itu. Presiden Muslim Finlandia Utara Imam Abdul Mannan mengatakan, konsultasi para ulama di Arab Saudi itu menanggapi puasa harus dijalankan seorang Muslim ialah menurut aturan waktu tempat tinggalnya. (nz,bn/rol)

Kategori: MANCANEGARA
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.