Tanjungpinang, (LINGGA POS) – Dibangun di atas lahan seluas 2.700 meter persegi di Pulau Penyengat Inderasakti, Monumen Bahasa Melayu, yang merupakan cikal bakal atau simbol Bahasa Persatuan Indonesia, mengetengahkan huruf ‘Alif’, huruf ‘Ya’ dan ‘daun sirih’ yang mana masing-masing memiliki makna yang cukup penting bagi masyarakat Melayu yang identik dengan ke-islamannya. Monumen yang dibangun setinggi 60 meter, terdiri dari 10 lantai dengan dana seluruhnya mencapai Rp 18 miliar ini juga diharapkan akan menjadi salah satu tujuan wisata di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) disamping tentunya Masjid Penyengat yang telah dikenal. Gubernur Kepri HM Sani mengatakan, adanya struktur dan ruangan yang ada di dalam museum di Monumen Bahasa Melayu tersebut disesuaikan dengan Undang-Undang tentang Permeseuman di Indonesia. “Bahasa Melayu merupakan cikal bakal dari Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu monumen yang akan kita bangun ini diharapkan menjadi simbol sekaligus menjadi informasi bagi masyarakat di seluruh Indonesia yang belum mengetahui hal ini. Sehingga bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke tahu, Bahasa Persatuan Indonesia berasal dari Bahasa Melayu (yang berpusat, red) di Pulau Penyengat, Provinsi Kepri,” kata Sani, Senin (19/8). Tentu, ini akan menjadi sebuah kehormatan bagi khususnya masyarakat Pulau Penyengat, karena dengan adanya MonumenBahasa Melayu di pulau ini akan menjadi destinasi wisata dan nantinya akan semakin ramai dikunjungi wisatawan.
Sani juga mengimbau agar seluruh masyarakat peduli dengan monumen ini dan ikut merasa memiliki serta tergerak untuk secara bersama menjaga, merawat monumen dengan penuh tanggung jawab. “Karena nantinya Monumen Bahasa Indonesia ini bukanlah milik gubernur, bukan milik masyarakat Pulau Penyengat saja, tapi adalah milik masyarakat Kepri,” tambah Sani. Senada dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan Kepri, Arifin Nasir bahwa Monumen Bahasa Indonesia ini juga akan menambah khazanah monumen budaya Melayu lainnya yang sudah lebih dahulu ada dan dikenal di Kepri. Dijelaskannya, nantinya di monumen ini juga akan dilengkapi dengan lift dan didalam bangunannya akan dibuat relief-relief tentang perjuangan Pahlawan Nasional asal Kepri Raja Ali Haji dan Raja Haji, serta naskah-naskah atau regelia peninggalan sejarah Melayu lainnya guna memperkaya khazanah monumen. Menurut Nasir, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI agar situs-situs dan cagar budaya yang ada dapat tetap terpelihara dan dilestarikan. “Sehingga nantinya akan saling mendukung dan tidak menghilangkan dari makna situs yang ada. Kita akan lakukan revitalisasi seperti permintaan Kementerian tersebut,” kata Nasir. Direncanakan pada tahun ini juga pihaknya akan melakukan pembenahan terhadap situs yang ada agar lebih tertata dan diminati pengunjung. (ph,af,bt)