70 PERSEN JCH INDONESIA LANSIA & BERPENYAKIT KRONIS

Jakarta, (LINGGA POS)  – Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Fidiansyah, Sp.KJ.MPH mengatakan, seperti proporsi yang sama setiap tahun, sekitar 50 persen jamaah calon haji (JCH) Indonesia adalah berusia lanjut (lansia) dan sekitar 20 persen memiliki penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes. Hal itu disampaikannya dalam jumpa pers di Gedung Kemenkes RI, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat pekan lalu. “Karena itu JCH Indonesia dihimbau agar lebih waspada untuk mencegah memburuknya penyakit, sejak di Puskesmas,” kata Fidiansjah.    Yang tak kalah penting, pembimbing ibadah haji juga dihimbau agar kepaea jamaah lansia dan yang mengidap penyakit kronis tidak melakukan ibadah-ibadah sunnah, mengingat para jamaah sering kali lebih taat kepada pembimbing ibadah dari pada petugas kesehatan. “Karena ibadah sunnah itu melelahkan. Kalau thawaf berulang-ulang, maka kondisi tubuh akan letih dan capai. Maka jamaah lansia dan yang berpenyakit kronis, kami himbau tak diajak untuk ibadah sunnah seperti jamaah yang sehat lainnya,” ujarnya.

Dari data tahun-tahun sebelumnya, ternyata 70 JCH yang meninggal di tanah suci mereka yang usai menjalani ibadah antara Arafah dan Mina. Artinya, ibadah Arafah-Mina sangat berdampak membuat jamaah jadi mudah sakit. 2012 lalu,tercatat, 452 JCH Indonesia meninggal di tanah suci atau sekitar 2 persen dari total JCH asal Indonesia. Angka ini turun dari tahun sebelumnya dan diharapkan akan turun pada 2013 ini. Jamaah haji juga diminta senantiasa membawa obat yang sering diminumnya untuk persediaan selama 40 hari. Para jamaah dapat menjamak ibadah haji, sesuai anjuran Rasulullah SAW yang memperkenankan melakukan keringanan ibadah hajinya. Seperti saat melempar jumroh yang bisa dijamak, cukup pas hari terakhir saja. Jamaah yang berisiko tinggi agar fokus untuk wakaf di Arafah pada 9-13 Dzulhijjah saja.   Gelang ‘Risti’.  Kemenkes, pada penyelenggaraan haji tahun ini akan memberikan gelang khusus ‘Risti’ (risiko tinggi) untuk digunakan jamaah yang memiliki penyakit tertentu, fisik lemah dan berisiko. Mereka akan mendapat perlakuan khusus dari tim medis selama melakukan ritual haji. Warna gelang yang mencolok akan memudahkan petugas memantau walau dari jarak relatif jauh.    Untuk menentukan seorang jamaah fit atau tidak melalui beberapa proses pemeriksaan kesehatan, pertama di Puskesmas, kedua vaksinasi maningitis untuk mendapatkan sertifikat internasional (ICV) dan ketiga, pemeriksaan di embarkasi. Bantuan Masker.  Perbekalan kesehatan lainnya selama di tanah suci (Mekah, Jeddah dan Madinah) akan diberikan Kemenkes RI berupa masker kain untuk memberikan perlindungan terhadap masalah kesehatan. Tiap jamaah mendapat sebanyak 3 lembar masker. Jika dibutuhkan tambahan akan diberikan sesuai kebutuhan. “Masker untuk melindungi jamaah dari paparan udara kering, pajanan infeksi airbone disease seperti penularan virus corona, debu dan lainnya,” kata Fidiansjah, sembari mengatakan masker akan dibagikan di setiap embarkasi keberangkatan JCH masing-masing. 168.800 JCH.  Musim haji 2013 ini terdapat 168.800 JCH asal Indonesia menunaikan ibadah haji, setelah melalui pemotongan kuota 20 persen (dari jumlah 211.000 jamaah) Indonesia oleh pemerintah Arab Saudi. Pemotongan kuota tersebut karena mega proyek renovasi Masjidil Haram yang bertujuan memperluas arena lokasi thawaf yang nantinya dapat menampung 105.000 jamaah per jam, dari sebelumnya sekitar 48.000 jamaah per jam. Arab Saudi menggelontorkan dana setidaknya sebesar USD$ 20 miliar atau setara 80 miliar real untuk proyek renovasi yang dimulai 2013 dan diperkirakan selesai pada 2016. (jk,sa,has/dt,okz)

Kategori: NASIONAL
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.