GEMAR MEMBACA DI INDONESIA HANYA 0,001

(LINGGA POS)  – Memprihatikan. Begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan budaya dan minat baca masyarakat Indonesia saat ini. Menurut data United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan Ilmiah dan Kebudayaan PBB, pada 2012, indeks minat membaca masyarakat Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada 1 orang saja yang punya minat baca.   Atas kondisi itu, maka perlu membudayakan gemar membaca sejak dini. Membaca mestinya menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Di luar data minat baca UNISCO tersebut United Nations Development Proggrame (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB, merilis bahwa angka melek huruf orang dewasa hanya 65,5 persen, jauh bila dibanding dengan negara tetangga Malaysia (86,4 persen). “Budaya membaca harus dijadikan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat. Budaya baca akan berdampak pada gemar membaca ini bisa dijadikan upaya menekan angka buta huruf,” kata Aliya Baskoro, dalam Seminar Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca 2013, di Jakarta, Selasa (24/9). Untuk itu penggiat dan penggerak gemar membaca nasional ini melalui Rumah Pintar yang dibentuk Yayasan Tunggadewi dan Yayasan Satoe Indonesia yang didirikannya, berupaya mengembangkan minat baca masyarakat.    Menurut dia, pendekatan tematik dipercaya dapat menjadi solusi jitu dalam pengentasan buta aksara harus lebih menarik perhatian dan minat baca. Dengan cara seperti itu, tidak akan terjadi lagi buku-buku menumpuk, berdebu karena tak pernah dibaca.

KETERSEDIAAN PUSTAKA.  Sementara Fadli Zon, pemilik Fadli Zon Library menyebutkan, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh 5 orang. Angka itu didapat dari sebanyak 167,7 juta jumlah penduduk dibandingkan dengan jumlah terbitan buku di negeri ini yang berjumlah 50 juta eksemplar per tahun. Sedangkan dari 64 ribu desa yang ada di Indonesia, ternyata ketersediaan pustaka (perpustakaan) hanya 22 persen. Menurutnya, rendahnya minat baca di kalangan siswa pun tidak terlepas dari persoalan perpustakaan sekolah yang tidak mencukupi dan memadai. Itu terlihat dari 110 ribu sekolah yang ada di Indonesia, terindentifikasi hanya 18 persen yang mempunyai perpustakaan. “Dari 200 ribu unit sekolah dasar (SD) di Indonesia, hanya 20 ribu yang memiliki perpustakaan standar, SMP hanya 36 persen, dan SMA hanya 54 persen yang memiliki perpustakaan standar,” terang Fadli.

GEMAR MEMBACA JAGO MATEMATIKA.  Anak-anak yang suka membaca cenderung lebih unggul (jago) dalam pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Hasil riset Institut Pendidikan Universitas London, Inggris menyebutkan dari 6.000 anak yang gemar membaca berhubungan dengan perkembangan anak ketimbang aspek pendidikan dari orang tua. Peneliti menganalisis hasil tes terhadap siswa berusia 16 tahun. Seluruh relawan lahir dalam satu minggu sesuai data lembaga survei The 1970 British Cohort Study. Temuan itu menunjukkan anak-anak yang sering membaca 10 tahun lebih mampu menguasai kosakata. Keuntungan itu juga didapat anak-anak yang terbiasa membaca buku atau surat kabar lebih dari seminggu.

Hasil penelitian menyebutkan 14,4 persen mereka yang gemar membaca mampu menguasai matematika, sedangkan 9,9 persen lebih gampang memahami kosakata. Disimpulkan, penguasaan kosakata dari kegemaran membaca itu membantu anak-anak menyerap banyak informasi pada kurikulum sekolah. Kesimpulan itu juga berdasarkan pada latar belakang pendidikan orang tua. Dampak kemampuan pada anak-anak yang gemar membaca koran pada usia 16 tahun dan rajin mengunjungi perpustakaan, empat kali lebih besar dari pada keuntungan memiliki orang tua yang berpendidikan universitas. Penanggung jawab penelitian Dr Alice Sullivan mengatakan, mungkin tidak mengejutkan membaca untuk kesenangan akan membantu meningkatkan nilai matematika anak. Tapi ia menambahkan, ada kemungkinan kemampuan membaca yang kuat akan memungkinkan anak-anak mampu menyerap dan memahami informasi baru dan mempengaruhi pencapaian mereka dalam semua mata pelajaran. (k24,lb,mi)

Kategori: IPTEK, NASIONAL
Topik populer pada artikel ini: logo indonesia membaca, membaca di indonesia, logo gemar membaca, animasi siswa gemar membaca, animasi siswa gemar membaca

One Response to "GEMAR MEMBACA DI INDONESIA HANYA 0,001"

  1. Akizuki Airy berkata:

    sayang ya…. padahal membaca itu penting ._. padahal aku klo ke toko buku mau beli buku pasti lebih dari satu >.< membaca itu asik…

    #saya_salah_satu_orang_yang_suka_membaca ^^

    supaya minat baca orang Indonesia semakin banyak dan besar 😀

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.