10 TAHUN LINGGA, NEGERI BUNDA TANAH MELAYU (2)

1472959_431403123652168_1708012276_n(LINGGA POS) – PENGENTASAN KEMISKINAN.  Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2011 menyebutkan jumlah penduduk miskin di Lingga sebanyak 12.055 orang (12,98 persen) dari total jumlah penduduk, yang dibanding pada 2005 masih sebesar 31 persen atau terjadi penurunan 18,02 persen dalam 8 tahun terakhir. Sementara program sharing antara Pemprov Kepri dengan Pemkab Lingga berupa rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) telah menjangkau 1.798 unit dengan total biaya Rp26,1 miliar ditambah pada 2013 akan direhab lagi 798 unit RTLH dengan dana sebesar Rp13,167 miliar dan melalui program BSPS sejak 2011-2012 telah merehab 592 unit rumah menyusul 2013 akan direhab lagi 501 unit rumah dari program yang ditaja oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) RI. Termasuk dana bantuan sosial (bansos) bagi Komunitas Adat Terpencil (KAT) kerja sama Pemkab Lingga dengan Kementerian Sosial (Kemensos) RI yang pada kurun 2009-2013 telah merehab 403 unit rumah, dimana Pemkab Lingga melalui dana APBD murni telah merehab 28 unit rumah di Kecamatan Lingga. Dari bansos untuk KUBE penduduk miskin mencapai Rp825 juta, UMKM Rp1,6 miliar di seluruh kecamatan. Sedangkan dari program PNPM MP telah membangun berbagai sarana dan prasarana sesuai kebijakan dari musyawarah desa terkait, termasuk bantuan kepada kaum nelayan, petani dan peternakan.

Di bidang perhubungan, telekomunikasi dan budaya misalnya, telah dibangun sebanyak 61 pelabuhan/dermaga/tambatan perahu serta subsidi awal kepada kapal rute Daik-Tanjungpinang, Pancur-Tanjungpinang (pp), pembangunan 47 tower dari 3 operator seluler untuk menjangkau seluruh wilayah Lingga. Sementara  di bidang pariwisata telah memberikan perkembangan yang cukup baik dan menjadi andalan, tercatat ada 10.659 orang wisatawan yang berkunjung ke Lingga dengan berbagai even menarik yang ditaja pihak Dinas Pariwisata Lingga dan memenuhi kamar-kamar di 18 hotel/penginapan, 52 restoran/rumah makan dan pengembangan wilayah destinasi wisata yang ditopang pula dengan kegiatan budaya dan seni tradisi Melayu dengan berbagai gelar aksi dan aktraksi budaya dari 52 sanggar seni yang kreatif. Sedikitnya 4.262 buah benda cagar budaya tersimpan di Museum Linggam Cahaya, dimana saat ini masih dalam tahap pemugaran agar lebih representatif guna melestarikan peninggalan masa lalu bagi generasi yang akan datang.

Di bidang keagamaan, Melayu adalah identik dengan Islam. Berbagai program, insentif bagi guru TPA, pembinaan para Mualaf, Da’i, penyuluh agama, pelatihan-pelatihan kepada putra-putri Lingga untuk mendalami ilmu agama di Quran Centre Batam, Pondok Pesantren Gontor, Tebu Ireng, Jombang. Hingga saat ini sudah terdapat sebanyak 296 tempat ibadah, sembari tetap menjaga kehidupan kerukunan antar umat beragama di Lingga yang terdiri dari berbagai agama dan multi etnis tersebar di pulau-pulau di Lingga. “Namun, tentu tidak bisa dipungkiri, masih banyak kekurangan di sana-sini dan mungkin belum sesuai dengan diharapkan kita semua. Oleh karena itu kami mengajak kepada semua pihak untuk menguatkan komitmen kita bersama, memperbaiki segala kekurangan, merajut kembali yang terputus untuk bersatu membangun Lingga. Marilah kita tetap memupuk dan membina rasa kebersamaan, persaudaraan dan kekeluargaan ke arah cita-cita untuk kesejahteraan bersama. Kami mohon doa dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat agar kapal yang kita (tumpangi dan kendalikan bersama,red) ini dapat melaju dan menjadikan negeri Bunda Tanah Melayu, negeri yang agamis, berbudaya dan demokratis menuju masyarakat yang sejahtera,” kata Daria. (syk,ab,arn)

Kategori: LINGGA
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.