INDONESIA KEKURANGAN 112 RIBU GURU SD

Jakarta (LINGGA POS) – Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud, Hamid Mahmud mengakui, saat ini jenjang Sekolah Dasar (SD) tengah mengalami defisit guru. Dari data pihaknya, jumlah kekurangan guru itu mencapai 112 ribu orang. Ini merupakan angka akumulasi dari adanya kesenjangan antara jumlah guru baru yang direkrut dibandingkan dengan jumlah guru yang memasuki usia pensiun. “Sebab ada pensiun massal dari guru-guru yang diangkat melalui Instruksi Presiden (Inpres) pada 1974-1976 dan puncaknya akan terjadi di 2015,” jelas Hamid saat konferensi pers Peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta, Jumat kemarin. Menurut dia, jumlah guru yang pensiun tersebut setiap tahunnya mencapai 32 ribu guru. Namun, jumlah guru baru yang diangkat tidak sampai di angka tersebut. “Akibatnya ada defisit, yang jika diakumulasikan jumlahnya mencapai 112 ribu guru,” ungkapnya.

Di satu sisi, Kemdikbud juga mencatat tidak sedikit daerah yang mengalami kelebihan guru. Namun, sesuai UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Pemda), kelebihan guru itu tidak dapat didistribusikan ke daerah yang kekurangan guru, karena terbentur aturan otonomi daerah. UU Pemda mensyaratkan pendidikan merupakan salah satu bidang yang menjadi kewenangan daerah. Namun, saat ini UU tersebut tengah direvisi, yang salah satunya akan mengubah tata kelola pendidikan tidak lagi diotonomikan, melainkan menjadi ‘concurrent’ atau urusan bersama. Ada bidan yang diurus pusat, ada urusan provinsi, dan kabupaten/kota.

SISTEM KELOLA GURU DITATA. 

Salah satu bidang pendidikan yang akan dikelola pusat antaranya persoalan guru. Diharapkan di era sentralisasi sistem kelola guru harus ditata ulang. “Termasuk dalam sistem rekrutmennya,” imbuh Hamid. Menurut dia, jika ingin mendapatkan guru yang berkualitas, maka sistem rekrutmennya harus diperketat dan dibedakan dengan sistem rekrutmen PNS. Guru harus direkrut secara khusus.

KUALIFIKASI S1.

Persoalan kuantitas guru SD juga menghadapi persoalan, karena masih banyak guru SD yang belum memiliki kualifikasi S1, atau sekitar 40 persen dari jumlah 1,582 juta guru SD belum S1. Hal yang sama terjadi di jenjang SMP 10 persen dari 608 ribu guru SMP belum S1. Sementara setakat ini Kemdikbud hanya mampu memberikan bea siswa Sarjana untuk guru sebanyak 100 ribu guru. Ketua Umum PB PGRI, Sulistyo mengatakan, kekurangan jumlah guru SD sebanyak itu, disebabkan sistem pendataan guru tidak berjalan dengan baik di Kemdikbud. Sehinha tidak ada akurasi data jumlah guru di setiap daerah. (kj)

Kategori: NASIONAL
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.