45 ANAK DI LINGGA DIDUGA BERGIZI BURUK

Dabo (LINGGA POS) – Kepala Bidang Promosi Kesehatan Keluarga dan Gizi (Promkes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lingga, Mas’ah mengatakan, untuk menekan laju angka kekurangan gizi pada anak dan balita di Lingga, maka harus ada penguatan Posyandu dengan melakukan sosialisasi tentang pemberdayaan masyarakat sehingga nantinya dapat menghasilkan Posyandu yang berkualitas. “Sehingga keberadaan Posyandu yang berkualitas dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat diakses sebagai pusat kesehatan masyarakat terdepan,” kata dia, dalam kegiatan koordinasi lintas program dan lintas sektor bersama PBMPD, TP-PKK, kader Posyandu, Kecamatan, kelurahan/desa, di Dabo Singkep, Rabu (27/11).

Berdasarkan penilaian pihaknya melalui antropometri terkait berat badan, umur, serta panjang badan dan tinggi badan balita di Lingga baru-baru ini diketahui terdapat sebanyak 45 orang anak, yang 24 orang diantaranya adalah balita mengalami gizi buruk. Kasi Promkes Dinkes Lingga, Wawan Kusmana menambahkan, gizi buruk terjadi diakibatkan terjadinya kekurangan gizi yang menahun. “Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badan dengan rujukan yang telah ditetapkan, yakni berat badan dengan umur yang standar,” kata Wawan. Menurut dia, disebut gizi buruk jika ada tanda-tandaklinis dengan sebutan marasmus (kondisi kurus, wajah seperti orang tua,kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit, perut cekung) atau kwashiorkor (edema di seluruh tubuh, terutama pada wajah yang membulat dan sembab, rambut kusam dan mudah dicabut.

BUKAN SEMATA FAKTOR KEMISKINAN. 

Seperti diketahui, terjadinya gizi buruk bukan karena faktor kemiskinan semata, tetapi juga karena kualitas asupan makanan yang tidak memenuhi standar gizi, atau disebabkan rendahnya kosumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan yang dikosumsi sehari-hari termasuk anak yang sering menderita sakit yang berakibat menderita gizi buruk. Hal ini juga mencangkup masalah ketahanan pangan yang kurang serta pola pengasuhan (waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak) agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik seperti fisik yang sehat, mental dan sosial atau melalui pelayanan kesehatan lingkungan yang memadai. (arn)

Kategori: LINGGA
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.