KEBIJAKAN 1 ANAK di CINA DIPERLONGGAR

(LINGGA POS) – Adalah Mao Zedong, penguasa Cina periode 1949-1976, beranggapan pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai sebuah kekuatan produksi yang diperlukan di Cina untuk menjadi negara adi kuasa di dunia. Ia bertindak brutal terhadap mereka yang berani mempertanyakan kebijakan itu. Namun, sebaliknya, Deng Xiaping penggantinya membalik kebijakan itu. Justru menurut Deng, populasi Cina yang besar akan membebani pemulihan ekonomi yang masih rentan gara-gara kekacauan politik selama bertahun-tahun. Pada 25 September 1980, Politbiro Partai Komunis Cina mengeluarkan surat terbuka ke semua anggota partai dan liga pemuda Komunis agar mereka hanya mempunyai 1 anak saja.

DIPERLONGGAR SETELAH 30 TAHUN. 

Meski pun kebijakan itu mulai sedikit diperlonggar setelah 30 tahun penerapannya, karena dianggap kontroversial. Pemerintah komunis mengklaim kebijakan itu telah membantu mereka menurunkan angka kelahiran hingg 400 juta dalam kurun tersebut. Pemerintah beranggapan kebijakan mendasar negara itu dinilai berhasil dalam pembangunan ekonomi dan masyarakat dan layak dilanjutkan. Muncul pula kritik yang mempertanyakan apakah kebijakan 1 anak itu benar-benar mampu menekan angka kelahiran hingga 400 juta orang? Satu tim mandiri yang terdiri dari akademisi Cina maupun asing menyelesaikan penelitian terinci atas kebijakan itu. Diketahui,bahwa turunnya tingkat kelahiran, lebih disebabkan karena karena jatuhnya tingkat kesuburan di 1970an sejak kebijakan itu mulai dilaksanakan karena pemerintah mendorong penundaan perkawinan, jarak lebih panjang antar kelahiran (KB, red) dan pengurangan jumlah anak.

Profesor Wang Feng dari Universitas California yang memimpin penelitian itu menyatakan, turunnya tingka kesuburan di Cina karena diperkenalkannya alat kontrasepsi pada 1978, tingkat kelahiran per keluarga turun dari 5 menjadi 2 saja. Hanya saja menjadi persoalan, karena rasio orang tua di negara itu meningkat tajam dan berbanding terbalik dari jumlah anak mudanya. Anak-anak yang dilahirkan di masa kebijakan itu kini harus merawat jumlah pensiunan yang semakin banyak ditambah pula kaum laki-laki tak bisa menemukan pasangan karena terjadi ketidakseimbangan jumlah laki-laki dan perempuan. Pasalnya, penduduk Cina lebih senang memiliki anak laki-laki dibanding anak perempuan. Kebijakan satu anak itu, membuat banyak orang tua menggugurkan kandungan ketika diketahui jenis kelami janin mereka perempuan sehingga terjadi tindak aborsi yang tinggi. Kebijakan itu sedikit melonggar pada tahun-tahun terakhir. Para pasangan kini bisa memiliki dua anak jika diantara mereka adalah anak tunggal.

DENDA US$1,2 JUTA. 

Terakhir dikabarkan media resmi pemerintah Cina, Xinhua. Biro Keluarga Berencana di Wuxi, Provinsi Jiangsu, sudah mengirim surat kepada Zhang Zimou sutradara terkenal Cina karena dianggap melanggar kebijakan 1 anak tersebut. Zimou yang telah mempunyai 3 anak diberi waktu 30 hari untuk membayar denda US$1,2 juta (sekitar Rp12 miliar)!    Surat denda yang disebut dengan ‘biaya pengelolaan sosial’ itu diberikan berdasarkan pendapatan Zhang dan istrinya, Chen-Ting, ketika dua putra dan seorang putri mereka lahir. Zhang Zimou telah berhasil mencapai karier sebagai sutradara internasional lewat garapannya antara lain Hero, The House of Flyng Daggers, dan The Flowers of Wars. (bbci,net)

Kategori: MANCANEGARA
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.