Daik (LINGGA POS) – Memasuki bulan Januari 2014, para petani sagu di Daik Lingga boleh merasa lega. Pasalnya, jika sebelumnya harga per kilogram sagu dipatok seharga Rp1.400 untuk sagu kotor dan Rp1.600 untuk sagu bersih, kini harganya naik lumayan menjadi sebesar Rp1.600 per kilogram untuk sagu kotor dan Rp2.100 untuk sagu bersih. Hasil produksi sagu di Lingga saat ini mencapai sekitar 5-6 ton per bulan dengan produksi yang berfluktuatif tergantung pada kesediaan bahan bakunya (batang sagu) yang layak diproduksi atau diolah untuk menjadi sagu. Masalahnya, sampai saat ini belum ada pihak baik dari warga dan pemerintah daerah berinisiatif secara efektif melakukan usaha peremajaan pohon sagu di daerah ini. Umumnya pohon-pohon sagu dibiarkan saja tumbuh secara alami dan diolah oleh warga tempatan sejak lama. Sebagai sentra penghasil sagu, di Daik, Lingga pengolahan sagu terdapat di Desa Panggak Darat, Melukap, Musai, Nerekeh, Kampung Trip, Pelanduk dan beberapa daerah lainnya.
DIPERKENALKAN SULTAN SULAIMAN BADRUL ALAMSYAH II.
Konon, sagu di daerah ini pertama kalinya diperkenalkan ke Lingga oleh Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II (1857-1883) yang memang dikenal sebagai salah satu sultan yang sangat memperhatikan perekonomian rakyatnya. Beliau membuka kebun sagu di daerah ini yang tumbuh subur dimana sebelumnya juga menanami lahan dengan tanaman padi (namun tidak cocok) disamping juga membuka tambang timak di Pulau Singkep Adapun bibit sagu tersebut didatangkan dari Maluku sementara untuk pabrik pengolahannya di bangun sultan di hulu Sungai Daik atau di Kampung Robat. Disamping untuk dikosumsi sendiri, sagu olahan ini ketika itu dibawa ke Singapura, Johor dan Pahang yang diangkut oleh perahu-perahu kerajaan.
3.445,5 HA.
Dewasa ini, produksi sagu di Lingga di pasok antara lain ke Jambi, Palembang, Medan dan pulau Jawa yang dibawa langsunh melalui kapal motor (KM) dari Daik maupun oleh para konsumen yang mengambil langsung ke Daik, Lingga. Kini, diperkirakan luas total kebun sagu di wilayah ini (Lingga dan Lingga Utara) sekitar 3.445,5 HA dan masih tetap diproses secara konvensional. Masyarakat petani sagu sangat berharap ada perhatian dari pemerintah melalui dinas pertanian dan perkebunan untuk segera memberikan perhatian lebih utamanya untuk peremajaan tanaman sagu di daerah ini. (syk,tb,hk).
kasih tau link yang jual batang sagu