(LINGGA POS) – Seorang bocah berusia 3 tahun diketahui baru saja menjadi orang terpintar paling muda di kawasan Arizona, Amerika Serikat, setelah dirinya hafal geografi dunia dan belajar sendiri bahasa Spanyol. Orang tua bocah Alexis Martin pertama kali menyadari anak mereka memiliki kecerdasan ketika ia mulai membaca sendiri cerita sebelum tidur, saat putrinya itu baru berusia 18 bulan. Tak lama kemudian, Alexis mampu menghapal setiap ibukota negara dan belajar sendiri bahasa Spanyol di perangkat iPad milik orang tuanya. Menurut lama ABC, Alexis Martin mencetak skor yang cukup tinggi pada saat tes IQ. Bahkan kalangan dokter yang mengajarinya disebutkan ‘tidak dapat menghitung nilai yang sebenarnya’ dari bocah tersebut. Meski demikian, Alexis diperkirakan memiliki skor sekitar 160, nilai yang sama seperti dicapai oleh Albert Einstein dan Stephen Hawking.
TEORI RELATIVITAS & LUBANG HITAM.
Seperti diketahui, Albert Einstein (1879-1955) adalah ahli fisika teori relativitas. Makalahnya Teori Umum Relativitas yang kelak disempurnakan pada 1915 sebagai teori umum relativitas. Secara harfiah teori tersebut mendobrak beberapa dasas fisika yang sebelumnya dianggap orang mutlak benar. Teori khusus Einstein meliputi penelaahan baru tentang mekanika yang menghasilkan persambn pokok dari masa dan enersi. Materi, menurutnya adalah suatu bentuk dari enersi dan enersi membentuk materi. Hubungan antara keduanya digambarkan dalam rumus yang sangat terkenal E = mc2, dimana E = Enersi, M = Masa, C2 = kwadrat kecepatan cahaya. Jika suatu masa yang sangat kecil dihancurkan, maka ia akan digantikan oleh jumlah enersi yang sangat besar. Inilah prinsip di belakang tenaga atom. Sementara Stephen Hawking, lahir 8 Januari 1942 di Inggris, adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Cains College, Cambridge. Ia dikenal dengan temuannya ‘Lubang Hitam Kosmologi Teoretis, Gravitasi Kuantum’ atau Radiasi Hawking. Tulisannya ‘A Brief History of Time’, yang tercantum dalam daftar best seller di Sunday Time, London, bertahan selama 237 minggu berturut-turut. Pada 2010, bersama Leonard Mladinov, menyusun buku berjudul ‘The Grand Design’. Meski pun mengalami kelumpuhan (tetraplegia) dan duduk di kursi roda, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari 40 tahun. Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang selebriti akademik dan teoretis fisika yang termasyhur di dunia. (jk,fh/bs).
wo keren