Jamaika (LINGGA POS) – Nama aslinya Dennis Bradley Philips. Sebelum menjadi seorang Muslim, Philips menganggap musik dan cinta sebagai agamanya dalam lingkup budaya Jamaika yang kental. Bermain musik membuat pria yang pada 6 Januari silam genap berusia 68 tahun ini berkeliling ke berbagai negara termasuk Malaysia dan Indonesia pada 1960-an yang membuatnya tertarik mempelajari Islam di negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Saat kembali ke Jamaika pada 1972, Philips semakin giat belajar tentang Islam dengan para cendekiawan Muslim, yang membuat dia akhirnya berkeyakinan menjadi seorang Mualaf. Lalu sebagai seorang Muslim dia memilih Abu Ameenah Bilal Philips sebagai nama barunya. Ia pun berhenti sebagai musisi dan memilih mempelajari Islam lebih dalam karena menurutnya menjadi artis lebih rentan kepada prilaku yang dilarang oleh Allah SWT, seperti mengosumsi alkohol, narkoba, seks bebas, perempuan dan pergaulan bebas.
Usai menyelesaikan kuliah S2-nya pada 90-an, Philips bekerja di Departemen Agama Markas Besar (Mabes) Angkatan Udara (AU) Arab Saudi di ibukota Riyadh. Saat mana tentara AS kebetulan berada di sana, Philips berkesempatan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai agama Islam. Bahwa Islam bukanlah agama kekerasan seperti yang diduga oleh orang-orang Barat umumnya. Hasilnya, dakwah dan syiar Islam yang disampaikan Philips berhasil meyakinkan sekitar 3.000 tentara Amerika Serikat dan secara resmi atas kesadaran sendirh menyatakan diri masuk Islam dan menjadi Mualaf. Tidak sampai di situ saja, saat ia kemudian bertugas di Filipina dan mendirikan perguruan tinggi dan pusat informasi Islam di sana, dalam kurun 5 tahun Abu Ameenah Bilal Philips alias Dennis Bradley Philips sudah berhasil menambah sekitar 15 ribu orang menjadi Mualaf di negara itu. (kpl,aia/mdk)
Syiar Islam : DENNIS BRADLEY PHILIPS ISLAMKAN SEKITAR 3.000 TENTARA AS
Kategori: SYIAR ISLAM
Topik populer pada artikel ini:
Topik populer pada artikel ini:
sontoloyo gilak kau. sok bicara agama. kau perusak agama tau. klo mau tau agama benar.mati dulu sana.