INI KATA MENKEU, BI & JOKOWI TENTANG NILAI TUKAR RUPIAH yang MELEMAH

image

Jakarta, LINGGA POS – Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan perekonomian Indonesia masih terkendali meskipun rupiah dan bursa saham Indonesia rontok. “Saya harus bilang Indonesia krisis terus bubar gitu? Ngggak. Kondisi masih terkendali. Tidak krisis atau jauh dari krisis,” kata Bambang saat Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, di Senayan, Jakarta, Selasa (25/8). “Dibanding 1998, kinerja ekonomi Indonesia saat ini masih baik. Terlihat dari data pertumbuhan ekonomi masih positif, transaksi perdagangan surplus dan defisit neraca transaksi berjalan menurun. Belum lagi perbankan, kredit macet, rasio kecukupan modal masih dalam kondisi bagus,” tambahnya.   Dia mengaku, terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk mengantisipasi dampak lanjutan ekonomi global. Lanjutnya, faktor eksternal yang dipacu rencana normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) sebagai biang keledai, sehingga rupiah bergerak naik menembus level Rp14.000 per dolar AS (level terendah sejak kSementara 8, red).   BI : NILAI CADANGAN DEVISA CUKUP. “Sampai saat ini kami merasa cadangan devisa 107 miliar dolar AS masih cukup untuk stabilisasi rupiah,” kata Deputi Gubernur BI, Perry Warjijo di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/8). Pihaknya, lanjut Perry telah melakukan berbagai macam ujicoba kebutuhan cadangan devisa apabila terjadi arus modal keluar (capital outflow) dan posisi cadangan devisa saat ini dinilai masih cukup memadai. “Alternatifnya, ialah dengan mengadakan kerjasama bilateral swap dengan sejumlah negara sebagai antisipasi berkurangnya cadangan devisa,” kata Ferry. Dia menilai penguatan dolar AS itu seiring rencana kenaikan suku bunga The Fed dan reaksi pasar yang cenderung berlebihan sehingga memberi tekanan terhadap rupiah. “Ini sudah overshoot, sudah terlalu jauh, tapi memang itulah kondisi yang dihadapi di sisi global,” kilahnya.   JOKOWI : BENAHI RUPIAH DENGAN DEREGULASI.  Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, rupiah melemah selain disebabkan faktor internal dalam negeri, juga berpengaruh dalam faktor eksternal luar negeri. “Faktor eksternal seperti krisis di Yunani, kenaikan suku bunga di AS, depresiasi Yuan di China dan ada beberapa negara lain yang mengalami guncangan,” kata Jokowi usai membuka Munas MUI ke-9 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (25/8). “Pemerintah berusaha untuk menjaga rupiah kembali menguat, salah satunya adalah intervensi BI dengan mengeluarkan instrumen-instrumen. Selain itu, Kementerian Keuangan juga sudah berusaha menjaga dengan mengeluarkan beragam regulasi,” kata Jokowi. Pemerintah, lanjutnya, harus melakukan deregulasi besar-besaran bagi sejumlah produk-produk hukum yang disederhanakan, bahkan jika perlu akan dilakukan pemangkasan sehingga akan mempercepat pertumbuhan. “Memang ada pengaruh dengan kondisi eksternal. Tapi hal tersebut dapat memotivasi kita semua,” kata Jokowi. (ant,mc,cnn,okz)

Kategori: LINGGA
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.