DKP LINGGA TAJA SOSIALISASI COREMAP CTI FASE III

image

   Daik, LINGGA POS – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Lingga bekerja sama dengan pihak Conservasi Internasional (CI) mensosialisasikan program coral reef rehabilitation and management program Coral Triangle Initiative (COREMAP CTI) Fase III bertema Bimbingan Teknis Pengelolaan Wilayah Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Lingga Coremap CTI 2015 Fase III, yang diikuti oleh anggota Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokwasmas) dan pengelola kawasan konservasi beserta kepala desa di desa konservasi, yang berlangsung di Aula Hotel Lingga Pesona, Daik-Lingga, Senin (19/10). Sosialisasi ini bertujuan sebagai penyadaran lingkungan konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah Lingga. Program ini sudah berlangsung sejak 2005 dengan fase I pengenalan, fase II fokus pada penyadaran lingkungan dan fase III untuk penguatan sebagai pengawasan dan perlindungan kawasan coremap Lingga. Setidaknya, ada tujuh desa wilayah konservasi coremap di LiLimbungat ini, yakni Desa Benan, Tajur Biru, Penaah, Batu Belubang, Mamut, Limbung dan Sekanah. Bertindak selaku nara sumber adalah Asril Junaidi dari Conservasi Internasional dan M. Alghazali, Direktur Jenderal Kelautan Konservasi Internasional Indonesia.    Kepala DKP Pemkab Lingga, Abang Muzni mengatakan, secara global wilayah konservasi yang sudah ada di Lingga sekitar 20 juta hektar yang dikelola secara efektif oleh pemangku jabatan setempat. “Luas kawasan konservasi yang sudah ada Surat Keputusan (SK) Bupati Lingga seluruhnya seluas 382 ribu hektar, dimana kawasan konservasi ini juga biasa disebut dengan kawasan Datuk Bandar,” jelas Muzni.    Sementara Kasi Rehabilitasi dan Perlindungan Sumber Daya DKP Lingga, Candra Hadisastra mengatakan program Coremap CTI Fase III ini merupakan program dari pusat yang berkelanjutan hingga tahun 2020. “Tujuannya tetap, sebagai pemantapan tujuh titik (desa, red) wilayah Coremap CTI, dan wilayah destinasi wisata, sekaligus pengawasannya,” kata dia. Untuk pengawasan terpadu, lanjutnya, pihaknya didampingi Pol Airud dan TNI Al. “Alhamdulillah, selama ini dari tujuh desa tersebut, kasus pengeboman ikan dan racun sudah berkurang. Tinggal kita kuatkan lagi dalam hal kelembagaannya,” kata Candra. (syk,aff/hk)

Kategori: LINGGA
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.