(LINGGA POS) – Dengan terpilihnya Alias Wello dan M. Nizar sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lingga periode 2016-2021 hasil Pilkada Serentak 2015 dan telah dilantik oleh Gubernur Kepri HM Sani di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Selasa (17/2-2016). Maka, sejatinya Partai Nasional Demokrat (Nasdem) besutan Surya Paloh, secara ‘de facto dan de jure’ berkuasa secara mutlak di Kabupaten Lingga. Setidaknya untuk lima tahun ke depan. Kita ketahui keduanya adalah fungsionaris dari Partai Nasdem.
Ini sungguh fenomenal. Lihat saja hasil pemilu legeslatif (Pileg) 2015. Partai Nasdem yang nota bene partai baru di Lingga dan hadir di tahun yang sama di negeri Bunda Tanah Melayu langsung menyabet lima (lima) kursi di DPRD Kabupaten Lingga, justru baru pertama kali ikut dalam ajang Pileg di 2014 tersebut. Sementara partai ‘besar’ lainnya seperti Golkar, Demokrat, PDI Perjuangan, PAN hanya dapat menempatkan legislatornya sebagai orang kedua saja (Wakil Ketua). Bahkan ironisnya, PDI Perjuangan hanya mendapat 1 kursi dan PAN tidak mendapat satu kursi pun alias tersingkir dengan ‘telak’.
Sebut saja, ke lima orang itu adalah M. Nizar, Riono, R. Muchsin, Neko Wesha Pawelloy (putra dari Alias Wello), dan Pok Yong Kadir. Sebagai catatan, Alias Wello ketika itu mencalonkan diri untuk duduk di DPR RI dengan ‘perahu’ Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dapil Bintan-Lingga, namun tidak mendapat suara signifikan. Sementara itu, dalam Pilkada Serentak 2015, Alias Wello ‘masuk’ Nasdem untuk menjadi orang nomor 1 di Lingga usai era Bupati dua periode Lingga H. Daria. Dan, sebagai pendampingnya (wakil bupati), Alias atau yang lebih akrab disapa Awe mengajak M. Nizar yang ketika itu masih di PKB, bergabung di Nasdem. Kursi M. Nizar kemudian diduduki M. Nasiruddin. Otomatis, Partai Nasdem menguasai sepenuhnya wilayah Lingga baik di eksekutif maupun di legeslatif.
Hanya saja, saat artikel ini ditulis belum diketahui siapa yang menjadi Ketua DPRD Lingga periode 2019-2021 pengganti M. Nizar yang kini sukses menjadi Wakil Bupati. Agaknya ke lima orang ‘kawan’-nya itu punya peluang sama untuk menjadi orang nomor satu di parlemen (legeslatif) Lingga. Kalau sudah begitu kita tunggu saja kita tunggu saja cerita masa depan negeri Bunda Tanah Melayu untuk lima tahun ke depan di mulai artikel ini ditulis. Bravo! (jk)