Boyolali, LINGGA POS – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) mengatakan hampir seluruh provinsi di Indonesi rawan penyalahgunaan narkotika. “Indonesia sepertinya sudah dikepung narkoba. Kota-kota di Indonesia hampir semua ada pelabuhan-pelabuhan yang sangat kuat rentan adanya penyelundupan dan peredaran narkotika,” kata Buwas usai pencanangan Jalan Sehat Stop Narkotika, sempena HUT ke 169 Kota Boyolali, di Boyolali, Ahad, kemarin.
PANGSA PASAR TERBESAR DI ASEAN.
Menurut dia, Indonesia bahkan merupakan salah satu negara penyuplai narkotika ke Australia dan New Zealand — yang dipasarkan dari Yogyakarta dan Bali — padahal narkotika yang beredar di Indonesia justru seluruhnya dipasok dari Tiongkok (Cina), Bangkok-Thailand, Pakistan, India dan Iran serta beberapa negara Eropa lainnya. “Indonesia termasuk pangsa pasar terbesar perdagangan narkotika di negara-negara Asean. Apa pun jenis narkotika yang dikirim ke Indonesia semua dikosumsi masyarakat di Tanah Air,” kata kata Buwas.
DARI 541 JENIS, 43 JENIS MASUK INDONESIA.
Dari data pihaknya, tercatat sudah ada 43 jenis baru narkotika yang masuk ke Indonesia dari sekitar 541 jenis yang ada di dunia. 18 jenis yang masuk ke Indonesia sudah terdeteksi masuk golongan narkotika. Dia mengaku, saat ini BNN sedang melakukan kerja sama dengan negara lain termasuk terakhir dengan Rusia yang memiliki laboratorium yang mampu mendeteksi narkotika jenis baru. “Sejauh ini BNN sudah berhasil memusnahkan narkotika sebanyak 16 kali, terakhis sabu-sabu seberat 54 kilogram dan 191 butir pil ekstasi,” ungkapnya.
40 – 45 ORANG/HARI KORBAN MENINGGAL.
Lebih jauh Buwas mengungkapkan bahwa akibat penyalahgunaan narkotika jumlah korban yang meninggal di Indonesia rata-rata 40 – 45 orang. “Narkotika sudah banyak masuk di Indonesia, disimpan di bunker-bunker. Begitu kita lengah, baru diedarkan dan semuanya berasal dari luar negeri kareoa tak bisa mereka produksi di Indonesia,” pungkasnya. (ph/bc)