LAGI, LINGGA SIAPKAN 100 HA LAHAN INDIGOFERA 

​
Daik, LINGGA POS – UNTUK DUKUNG INVESTASI PETERNAKAN. Untuk mendukung dan mempercepat masuknya investor khususnya di sektor peternakan di Lingga, Bupati Lingga Alias Wello mengatakan pihaknya menggandeng Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat dalam hal penerapan teknologi pembudidayaan tanaman indigofera di wilayah Lingga dan sekitarnya. “Ini merupakan bagian dari komitmen kami (Pemkab Lingga) untuk mempercepaj masukny investasi di bidan peternakan di Lingga. Kebetulan, kebutuhan paling mendasar dalam bisnis peternakan itu adalah ketersediaan pakan ternak,” ujar Awe, di Daik-Lingga, Minggu kemarin. Aku dia, pemilihan tanaman indigofera ini juga sesuai rekomendasi dari Staf Ahlh Menteri Pertanian Bidang Investasi, Syukur Iwantoro dan Guru Besar Fakultas IPB Profesor Luki Abdullah. Syukur, beberapa waktu lalu bersama Bupati Lingga ikut melakukan panen padi organik di lahan sawah Desa Sungai Besar, Kecamatan Lingga Utara. “Untuk itu kita akan menyiapkan lahan sekitar 100 hektare untuk pembudidayaan tanaman jenis indigofera tersebut,” kata Awe sembari menambahkan jika pilot project ini akan berhasil di masa datang menyusul adanya minat dari salah satu investor perusahaan pakan ternak yang bersedia membangun industri konsentrat hijau berbahan utama indigofera itu guna memenuhi kebutuhan daging domba di pasar negara tetangga Singapura yang telah berlangsung selama ini. Dari catatan LINGGA POS, perkebunan indigofera pertama kali di Indonesia yakni di Wonogiri yang dijadikan sebagai tanaman wajib disamping kopi, karet dan tebu saat adanya Tanam Paksa pada 1830. Tanaman ini sangat baik untuk pakan ternak karena dinilai kaya akan nitrogen, fosfor dan kalsium. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 1.650 meter di atas permukaan laut dan dapat tumbuh subur di tanah gembur yang kaya bahan organik. (arn,syk)