LSM GEMA LINGGA BERSAMA SOLIDARITAS GERAKAN BELA AKTIVIS & PETANI LINGGA GELAR UNJUK RASA

dok: kejoranews.om

Daik, LINGGA POS – Ratusan pengunjuk rasa dari LSM Gema Lingga bersama para aktivis yang tergabung dalam Solidaritas Gerakan Bela Aktivis dan para petani yang berasal dari sejumlah desa di Lingga menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Lingga, Daik, Ahad (6/1) mulai pukul 09.00 WIB. Sambil mengusung sebuah keranda sebagai simbol matinya rasa keadilan bertuliskan “Jangan Bungkam Suara Rakyat”. Para pengunjuk rasa yang dikoordinir Zuhardi alias Juai dalam orasinya antara lain menuntut beberapa hal terkait misalnya masalah pencetakan sawah yang dinilai hingga saat ini tidak memberikan hasil utamanya di Desa Sungaibesar, Kabupaten Lingga dan juga terkait pelaporan yang dilakukan oleh Direktur PT Multi Coco Indonesia Ady Indra Pawennari ke Polres Lingga, Jumat (28/12-2018) terhadap aktivis muda Lingga Yusri Mandala alias Mandala Pancur yang dinilai menyebarkan berita bohong, fitnah serta pencemaran nama baik dirinya. Para aktivis sebaliknya menilai tindakan Ady itu kontraproduktif dan suatu pembungkaman suara aktivis yang menyampaikan kritik sosial atas permasalahan yang terjadi di Lingga. Beberapa tulisan yang tertulis di spanduk dan atau karton seperti “Anda Bungkam Aktivis Usut Pencetakan Sawah dan Tambak Udang di Kabupaten Lingga”, “Dimana Pabrik Sabut, Mana Kebun Kelapa” yang ditambah bermacam tulisan terkait janji Alias Wello dan M. Nizar di masa kampanye maupun di masa menjalankan roda pemerintahan di Lingga hingga saat ini. “Kami minta pemerintah mengusir Ady Pawennari dari Bumi Bunda Tanah Melayu dengan pernyataan langsung baik melalui media cetak maupun elektronik,” kata Juai dalam orasinya di depan Sekda Lingga Juramadi Esram didampingi beberapa pejabat di jajaran Pemkab Lingga, Kasatpol PP Lingga dan pihak keamanan dari TNI/POLRI. “Kami juga minta penegak hukum mengusut permasalahan di Desa Sungaibesar. Kalau tidak kami akan melakukan demo di Istana Presiden dan KPK agar persoalan ini diusut tuntas,” ancam Juai. “Saya siap membusuk di penjara, karena ini bukan masalah laporan tetapi ini masalah masyarakat yang harus ditegakkan kebenarannya,” timpal Mandala. Para pengunjuk rasa juga minta diusut dana yang telah dikucurkan pusat buat program sawah, dugaan pembabatan hutan mangrove atau hutan produksi terkait  tambak udang di Desa Sungaibesar, dugaan adanya penyimpangan anggaran yang telah dikucurkan baik secara pribadi maupun dana yang bersumber dari APBN, masalah status lahan yang digunakan yang tidak jelas. Pengunjuk rasa juga meminta pemerintah setempat berhenti “membesarkan” tentang keberhasilan sawah (pencetakan sawah) yang kenyataannya secara umum sama sekali belum memberikan dampak signifikan kepada masyarakat tempatan. “Lumbung padi membesar di nasional, padahal tidak tahu masyarakat kita mati. Kalau bertahan kerja sawah, masyarakat Lingga tak hidup,” tambah Zuhardi. Sebelum bubar dengan tertib dengan dikawal pihak keamanan para pengunjuk rasa sempat membakar keranda yang dibawa di halaman kantor Bupati Lingga. “Kita selaku pemerintah daerah menampungnya dan nanti akan kita sampaikan ke bupati dan wakil bupati selaku pengambil kebijakan. Saat ini bupati dan wakil bupati tidak berada ditempat karena ada tugas luar daerah,” kata Juramadi Esram. (syk/kn/btn/ant)

Kategori: KEPRI, LINGGA, NASIONAL
Topik populer pada artikel ini:

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.