Jakarta, LINGGA POS – Sudah tiga bulan lebih sejak ditetapkan pendemi Covid-19 para siswa di Tanah Air tidak bisa pergi ke sekolah. Kegiatan belajar dan mengajar beralih dari tatap muka di kelas bersama guri dan teman- teman menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mewacanakan PJJ akan tetap diterapkan secara permanen, bahkan setelah pandemi Covid-19 berakhir. Hal itu disampaikan Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Kamis (2/7). “Pembelajaran jarak jauh ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajarab jarak jauh ‘pure’ saja, tetapi ‘ hybrid model’. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi,” ujarnya.
Menurut dia, pemanfaafan teknologi ini akan memberikan kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam model kegiatan belajar. “Kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dan memberikan kesempatab bagi guru dan kepala sekolah serta murid untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau ‘school learning management system’ itu potensinya sangat besar,” tambah Nadiem. Hal itu terbukti kata dia, dalam pelaksanaan PJJ selama pandemi Covid-19 meskipun pada penerapannya masih mrngalami banyak kekurangan seperti kecakapan guru hingga ketersediaan infrastruktur seperti internet dan listrik. “Baik guru maupun orang tua dapat beradaptasi dan bereksprimen memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar. Walau sekarang kita semua kesulitan beradaptasi dalam PJJ, tapi belum pernah dalam sejarah Indonesia, kita melibatkan guru dan kepala sekolah yang bereksprimen dan orang tua juga bereksprimen beradaptasi dengan teknologi,” ujarnya sembari menambahkan itu semua adalah tantangan dan ke depannnya akan menjadi suatu kesempatan.
Saat ini aku dia, pihaknya melalui Tim dari Kemendikbud yakni Tim Balitbang tengah menyiapkan kurikulum dan modul pembelajaran hingga asesmen PJJ dimana kurikulum yang disusun dengan mempertimbangkan penyederhanaan belajar dan fokus pada aspek literasi, numerasi dan pendidikan berkarakter. (ph/tap)