Sei.Buluh, LP(23/12) – Muhammad Nasir, kisah Ahmad Baharuddin (55), Sekretaris KUD Penuba, Desa Penuba dan berdomisili di Desa Penuba, adalah kawan sekelas semasa menuntut ilmu di SMP Negeri I, Bukit Kapitan, Dabo Singkep. Saat itu, di Lingga adalah satu-satunya sekolah menengah yang ada. Itu tahun 1972. Dabo masih sebagai kota produksi bijih timah terbesar selain Bangka dan Belitung dan tahun-tahun itu hasil kerukan timah di daerah ini lagi booming. Kata Ahmad, sifat kepemimpinan rekannya Nasir sudah menonjol diantara kawan-kawan lain, meski pun agak pendiam. Mereka tidak terpisah kelas dari kelas I sampai 3, diantaranya Saptono Mustakim, mantan Wakil Bupati Lingga (sekarang staf khusus Gubernur Kepri), Edi Susanto, sekarang seorang pengusaha sukses di Jakarta dan yang lainnya dengan berbagai profesi.
Ahmad mengenang. Selesai SMP, rekannya Nasir melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri Tanjungbalai Karimun. Dan sejak itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Belakangan, puluhan tahun kemudian, diketahui rekannya itu masuk sekolah ketentaraan. Dan tiba-tiba saja mereka bertemu dengan penuh haru, di Desa Penuba, desa Ahmad tinggal sekarang. Nasir atau tepatnya Brigjen Inf Muhammad Nasir, yang dijumpainya Kamis (22/12) sore, adalah sahabatnya di SMP dulu. Kedatangan sang Jenderal ke Desa Penuba, tentulah bukan suatu kebetulan. Menghadiri undangan Bupati Lingga di Daik Lingga setelah sebelumnya menyambangi warga Desa Sungaibuluh, tempat dimana dia dilahirkan, 55 tahuntahun lalu, tepatnya 27 Juli 1955, menyambutnya dengan hangat di tanah kelahiran. “Yah, biasalah, bertemu dengan kawan lama yang sudah jadi jenderal. Tentulah sangat membanggakan,” ujar Ahmad, yang sudah dikaruniai lima putra ini.
Saat ini, Brigjen Inf Muhammad Nasir menjabat sebagai Kepala Staf (Kastaf) Kodam II Sriwijaya, Palembang, Provinsi Sumsel. Dia adalah lulusan Akabri tahun 1980 dan pernah menjabat Kepala Jasmani TNI AD, Danrem 051 Jayakarta, Kodam Jaya. Dan dalam karir pengabdiannya sebagai prajurit telah puluhan kali menempati posisi berbeda, dimana enam kali diantaranya terlibat dalam operasi militer. Nasir juga pernah ditugaskan ke luar negeri diantaranya ke Australia pada tahun 1984 dan ke RRC tahun 2001.
Kedatangannya di Bandara Dabo, Dabo Singkep disambut dengan hangat oleh warga Desa Sungaibuluh dan masyarakat Lingga umumnya. Diantaranya Wakil Bupati Lingga Abu Hasyim, Dan Lanal Dabo Letkol Laut (P) Joko Sumitro, Wakapolres Lingga Vernand Kandow dan unsur Muspida dan para SKPD Lingga serta tokoh masyarakat. Di Desa Sungaibuluh, Muhammad Nasir menerima anugerah gelar adat Melayu dari pemuka adat dan masyarakat tempatan dengan gelar Datuk Diram Muda, suatu gelar yang cukup prestise, sebagai tokoh muda terbaik dari putra Desa Sungaibuluh dan telah mengharumkan nama daerah Lingga umumnya dimana seorang putranya telah berhasil menjadi seorang jenderal TNI. Diakui Nasir, kedatangannya di desa kelahirannya adalah “balek kampung” biasa, disamping berziarah ke makam orang tuanya (bapak) dan tentu saja untuk bertemu dengan sanak famili, sahabat dan melepas rasa rindu.
“Tak ada agenda lain,”ujarnya. Jumat (23/12) (hari ini,red) dia akan segera kembali ke tempat tugas dan akan berziarah dulu ke makam ibunya di Karimun. (arn,abas)
Syabbas Jenderal