Gelombang tinggi dan cuaca yang tidak menentu menjelang berakhirnya tahun 2011 berdampak pasokan kebutuhan pokok untuk kosumsi masyarakat Kabupaten Lingga menjadi terkendala.
Dabo, LP(27/12) – Kapal-kapal motor (KM) atau cargo jurusan Dabo Singkep-Jambi pp menghentikan aktivitasnya. Akibatnya, kegiatan bongkar muat yang biasanya cukup sibuk di pelabuhan Dabo menjadi sepi. Para buruh, tukang becak hanya menghabiskan waktunya dengan duduk-duduk santai di sekitaran terminal. Termasuk para nelayan juga tidak melaut.Padahal sebelumnya KM yang ada sekitar lima armada telah memberikan konstribusinya bagi penghidupan dan kehidupan perekonomian masyarakat Lingga. Dari Lingga misalnya membawa hasil bumi seperti karet dan hasil tanaman tahunan, sagu hingga besi tua. Sementara dari Jambi kapal membawa pulang bahan-bahan pokok, sayur-sayuran hingga bahan bangunan. Untuk memenuhi permintaan konsumen, para pedagang sayur di pasar sayur dan pasar ikan di Dabo terpaksa memasok dari Tanjungpinang. Masalahnya, kondisi gelombang laut tinggi di rute pelayaran daerah ini juga mengalami hal yang sama. Beberapa pedagang juga tidak lagi memiliki persediaan yang cukup sehingga hanya menjual dengan seadanya.
Sementara kapal penumpang (feri) rute Lingga (Dabo, Daik)-Tanjungpinang, Batam juga telah beberapa hari tidak berjalan. Tentu saja ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat untuk menuju daerah tertentu. Bahkan ke Daik, yang berjarak sekitar satu jam juga dihentikan pejabat berwenang, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti terjadi pada Senin (26/12) para penumpang jurusan Dabo-Tanjungpinang yang menggunakan KM Superjet terpaksa berputar haluan menuju pelabuhan Jagoh setelah sekitar satu jam perjalanan karena dihadang gelombang tinggi. Jadinya para konter penjualan tiket terpaksa sibuk melayani pengembalian tiket penumpang.
“Gelombang tinggi, kita batalkan berangkat beberapa hari ke depan. Rencananya kami sekeluarga mau berlibur tahun baru di Tanjungpinang,” terang Cik Wan Ali (60), warga Kampungbaru, bersama para penumpang lainnya saat mengembalikan tiket. Cik Wan sendiri mengembalikan empat tiket. “Kalau tiket transport darat, ya terpaksalah kita rugi. Sekali jalan Rp30 ribu kali dua kali empat orang. Itung-itung satu jam jalan-jalan di laut,” kelakarnya.
Dari pantauan LINGGA POS, memang di kawasan Lingga umumnya hujan turun dengan intens meskipun dengan curah hujan sedang. Sehari semalam hujan turun di Daik, Kecamatan Lingga, Dabo, Kecamatan Singkep dan sekitarnya membuat banjir yang cukup besar. Ditambah pasang air laut yang tinggi. Beberapa desa mengalami banjir hingga setinggi lutut orang dewasa seperti di Sekoplaut, Bukit Abun, Bukit Kapitan, Kampung Baru, Dabo Lama dan daerah pesisir lainya. (jk)
I love my country but unfortunately my country become suburb.