Khazanah Melayu : KEAGUNGAN MASJID RAYA SULTAN RIAU PENYENGAT

Dabo,LP(12/1) – Salah satu khazanah yang tak ternilai harganya, peninggalan dari imperium Kerajaan Riau-Lingga adalah Masjid Raya Sultan Riau Penyengat atau Masjid Sultan. Masjid bersejarah ini tepat berada di depan gapura pintu masuk Pulau Penyengat.

Masjid dengan warna kuning mencolok, warna kejayaan Melayu, ini terdiri dari 13 kubah dan 4 menara yang dibuat dengan campuran putih telur. Dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda (YDM) Riau VII Raja Abdurrahman (1832-1844) tepat pada hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1249 H. Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh semua lapisan masyarakat Penyengat masa itu.

Di dalam masjid ini terdapat kitab suci Al-Quran bertulis tangan, lemari perpustakaan kerajaan Riau-Lingga dengan pintunya berukir kaligrafi yang melambangkan kebudayaan Islam sangat berkembang pada masa itu.

Rekam Jejak Masjid Sultan Riau. Setelah menolak menandatangani kontrak politik dengan Belanda dan melakukan berbagai bentuk perlawanan, Sultan Abdurrahman Muazamsyah diturunkan dari tahta oleh Belanda. Sultan hijrah ke Singapura pada 1911. Ini mengilhami para warga ikut meninggalkan pulau, baik ke Singapura maupun Johor. Hanya beberapa ratus orang penduduk dari 6.000 orang penduduk yang masih tetap tinggal setelah peristiwa itu. Dengan demikian, bangunan-bangunan kerajaan terbiarkan, bahkan dijarah.

Dalam buku Tuhfat al-Nafis (Sejarah Melayu) karya Raja Ali Haji, Masjid ini dibangun seiringan dengan dihadiahkannya pulau Penyengat kepada Engku Putri Raja Hamidah oleh Sultan Mahmud. Saat itu Masjid masih terbuat dari kayu. Pada masa Raja Jaafar, yang membangun Penyengat sebagai bandar modern, Masjid ini pernah diperlebar karena pertambahan penduduk. Dalam buku Masjid Pulau Penyengat yang disusun Hasan Junus menyebutkan, Masjid ini dibangun secara besar-besaran pada pemerintahan YDM Riau-Lingga Raja Abdul Rahman (1832-1844).  – Kini kawasan Masjid berukuran 54,4 x 32,2 meter, dengan bangunan induknya adalah 29,3 x 19,5 meter, disangga empat tiang. Lantai dibuat dari batu bata tanah liat.

Di halaman Masjid terdapat dua buah rumah sotoh yang diperuntukkan bagi musafir dan tempat musyawarah. Terdapat juga dua balai, tempat untuk menyediakan hidangan ketika kenduri atau untuk berbuka puasa yang disediakan pengurus Masjid setiap harinya. Masjid yang semula berlantai batu merah empat persegi, dengan dinding terbuat dari kayu Cengal (balanocarpus heimii) didatangkan dari Selangor. Atap dari kayu Bekian. Masjid Raya Sultan Riau Penyengat kini adalah saksi sejarah keagungan dan kejayaan bangsa Melayu dalam episode peradaban dunia. (jk,kemilau melayu)

Kategori: KOLOM Tags: , ,
Topik populer pada artikel ini:

One Response to "Khazanah Melayu : KEAGUNGAN MASJID RAYA SULTAN RIAU PENYENGAT"

  1. Riswan Ramadhan berkata:

    pelajaran arab melayu

Berikan Komentar

Kirim Komentar

Bookmark dan Bagikan

Lingga Pos © 2019. Hak Cipta dilindungi undang-undang. Powered by Web Design Batam.