Jakarta,LP(11/2) – Pesawat khusus kepresidenan jenis 737-800 Boeing Business Jet 2 dengan harga USD 91,2 atau setara dengan Rp91 miliar, siap digunakan Agustus 2013. Pembayaran untuk green Aircraft (pesawat kosong tanpa interior dan sistem keamanan) sudah lunas dilakukan pemerintah kepada Boeing Company pada Januari 2012. Pemerintah melalui Sekneg mengatakan pemerintah membeli pesawat khusus kepresidenan tersebut dengan alasan, biaya yang dibutuhkan akan lebih besar dibanding menyewa pesawat carter.
Namun, pengamat penerbangan Dudi Sudibjo kepada wartawan, Jumat (10/2) mengatakan jika di sewa saja jauh lebih murah. Belum lagi biaya perawatan suku cadang yang harganya mencapai jutaan dolar, menjadi persoalan tersendiri. “Presiden dan wakilnya juga dipastikan tidak menggunakan pesawat tersebut setiap hari,” kilahnya. Terlebih, kata dia, pesawat yang dibeli pemerintah itu merupakan pesawat yang sama dengan pesawat Garuda Indonesia yang selama ini dicarter. Bedanya yang dicarter untuk penumpang komersial, yang dibeli untuk khusus bisnis.
Senada dikatakan Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi, bahwa bantahan pemerintah terhadap pembelian pesawat khusus kepresidenan dari hasil utang, telah menginjak-injak hasil temuan audit BPK, alias tidak menghargai hasil audit BPK.
Pemerintah, melalui Sekretaris Kementerian Sekneg Lambock V Nathans, beralasan pembelian pesawat untuk mendukung kegiatan presiden itu lebih efektif dan efisien ketimbang terus menerus menggunakan pesawat carteran. Lagi pula, ini sudah dikaji sejak lama, termasuk melalui serangkaian pertemuan dalam raker antara Mensesneg dengan Komisi II DPR. Dengan pembelian ini, justru pemerintah bisa melakukan penghematan, dengan perhitungan pesawat dapat dipakai selama 35 tahun dan menghemat sekitar USD 338 juta, yakni selisih antara beli pesawat, operasional dan maitenance selama 3l tahun dengan biaya carter dalam jangka waktu yang sama. Jumlah itu masih ditambah dengan nilai aset pesawat (nilai buku) sebesar USD2.605.987,31. (ph,sindonews,jpnn)